Rabu, 12 September 2012

makalah Menopause

makalah Menopause BAB 1 PENDAHULUAN Menurut Kasdu (2002 : 54), menopouse adalah sebuah kata yang mempunyai banyak arti. Men dan peuseis adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan 18 menopouse dianggap sebagai suatu bencana dan malapetaka, sedangkan wanita setelah menopouse dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi. Webster’s Ninth New Collection mendefinisikan menopouse sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45 dan 50. Menopouse kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali. Baziad (2000) dalam (Kasdu, 2002 : 56) menyebutkan menopouse sebagai pendarahan rahim terakhir yang masih diatur oleh fungsi hormon indung telur. Istilah menopouse digunakan untuk menyatakan suatu perubahan hidup dan pada saat itulah seorang wanita mengalami periode terakhir masa haid. Menurut Ali (2004 : 8), pada beberapa wanita, berakhirnya haid terjadi secara mendadak, satu masa haid berakhir dan ia tidak pernah mendapat haid lagi. Bagi wanita yang lain , jarak haidnya menjadi tidak teratur, terjadi antara selang waktu 3 (tiga) minggu sampai beberapa bulan. Apabila satu tahun penuh telah berlalu tanpa mendapat haid, maka ia dapat dengan yakin menyimpulkan bahwa menopouse terjadi saat terakhir kali ia mendapat haid. Menopause menyebabkan beberapa perubahan fisik yang dapat mempengaruhi fungsi seksual seorang wanita. Berkurangnya kadar estrogen dan progesteron saat dan setelah menopause menyebabkan lapisan dinding vagina menjadi tipis dan lebih keras. Sebagai tambahan, produksi cairan vagina turun, menambahkan rasa tidak nyaman saat bersetubuh. Kondisi ini menyebabkan stres emosi yang sangat kuat (Kesrepro, 2007 : 12). Sudah menjadi kodratnya bahwa setiap perempuan pasti akan mengalami apa yang disebut dengan menopause, yaitu berhentinya siklus menstruasi atau datang bulan secara fisiologis secara alami yang disebabkan oleh faktor usia. BAB II PEMBAHASAN A.DEVINISI Menopause adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penghentian permanen dari fungsi utama dari ovarium manusia: pematangan dan pelepasan ovum dan pelepasan hormon yang menyebabkan kedua penciptaan dinding rahim dan penumpahan berikutnya dari dinding rahim (alias menstruasi atau periode). Menopause biasanya (tetapi tidak selalu) terjadi pada wanita di usia pertengahan, selama akhir 40-an atau awal 50-an, dan sinyal akhir dari fase subur dari kehidupan seorang wanita. Transisi dari reproduksi non-reproduksi adalah hasil dari penurunan produksi hormon oleh indung telur wanita. Transisi ini biasanya tidak tiba-tiba atau mendadak, cenderung terjadi selama periode tahun, dan merupakan konsekuensi alami dari penuaan. Namun, untuk beberapa wanita, tanda-tanda yang menyertainya dan efek yang dapat terjadi selama tahun-tahun transisi menopause secara signifikan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan rasa kesejahteraan. Selain itu, wanita yang memiliki semacam gangguan fungsional yang mempengaruhi sistem reproduksi (misalnya, endometriosis, sindrom ovarium polikistik, kanker pada organ reproduksi) dapat masuk ke masa menopause di usia lebih muda dari rentang waktu yang normal. Gangguan fungsional sering secara signifikan mempercepat proses menopause dan membuat lebih banyak masalah kesehatan yang signifikan, baik fisik dan emosional, bagi wanita yang terkena. Kata "menopause" secara harafiah berarti "akhir dari siklus bulanan" dari pausis kata Yunani (penghentian) dan laki-laki-root (bulan), karena kata "menopause" diciptakan untuk menggambarkan perubahan dalam manusia perempuan, di mana akhirnya kesuburan secara tradisional ditandai dengan berhentinya menstruasi secara permanen bulanan atau menstruasi. Namun, menopause juga ada di beberapa hewan lainnya, banyak yang tidak memiliki haid bulanan. dalam hal ini, istilah berarti akhir yang alami untuk kesuburan yang terjadi sebelum akhir jangka hidup alami. Tanggal menopause pada manusia perempuan secara resmi secara medis didefinisikan sebagai waktu dari periode menstruasi terakhir (atau aliran menstruasi dari jumlah berapapun, sekecil), pada wanita-wanita yang tidak menjalani histerektomi. Perempuan yang memiliki rahim mereka dihapus tetapi mempertahankan indung telur mereka tidak segera masuk ke menopause, meskipun periode mereka berhenti. Wanita dewasa yang memiliki indung telur mereka dihapus Namun, segera pergi ke menopause pembedahan, tidak peduli seberapa muda mereka. Menopause adalah perubahan tidak dapat dihindari bahwa setiap wanita akan mengalami, dengan asumsi ia mencapai usia pertengahan dan seterusnya. Akan sangat membantu jika perempuan dapat belajar apa yang diharapkan dan apa pilihan yang tersedia untuk membantu transisi, jika itu menjadi perlu. Menopause memiliki jangkauan mulai lebar, tetapi biasanya dapat diharapkan dalam kisaran usia 42-58 . Sebuah menopause dini dapat berhubungan dengan merokok, indeks massa tubuh lebih tinggi, faktor ras dan etnis, penyakit, kemoterapi, radiasi dan operasi pengangkatan rahim dan / atau kedua ovarium. Menopause dapat resmi menyatakan (dalam seorang wanita dewasa yang tidak hamil, tidak menyusui, dan yang memiliki rahim yang utuh) pada saat terjadi amenore (tidak adanya menstruasi) selama satu tahun lengkap. Namun, ada banyak tanda dan efek yang mengarah ke titik ini, banyak yang dapat meluas melewati juga. Ini termasuk:. Mens tidak teratur, ketidakstabilan vasomotor (hot flashes dan keringat malam), atrofi jaringan genitourinari, stres meningkat, nyeri payudara, vagina kering, pelupa, perubahan mood, dan dalam kasus osteoporosis tertentu dan / atau penyakit jantung. Ini efek yang terkait dengan perubahan hormonal tubuh wanita akan melalui, dan mereka mempengaruhi setiap wanita untuk sebagian berbeda. Satu-satunya tanda atau efek bahwa semua wanita secara universal memiliki kesamaan adalah bahwa pada akhir dari transisi menopause setiap wanita akan memiliki penghentian lengkap menstruasi. B. CIRI - CIRI MENOPAUSE . Beberapa tanda dan gejala tersebut antara lain : 1.Perdarahan Perdarahan disini adalah perdarahan yang keluar dari vagina. Tidak seperti menstruasi yang datangnya teratur, perdarahan yang terjadi pada wanita menopause tidak teratur. Gejala ini terutama muncul pada saat permulaan menopause. Perdarahan akan muncul beberapa kali dalam rentang beberapa bulan untuk kemudian berhenti sama sekali. Karena munculnya pada masa awal menopause, gejala ini sering disebut gejala peralihan. 2.Rasa panas dan keringat malam Rasa panas sering dialami wanita yang memasuki masa menopause. Perasaan ini sering dirasakan mulai dari wajah menyebar ke seluruh tubuh. Rasa panas ini sering disertai dengan warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Perasaan ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Meskipun penjelasan tentang fenomena ini belum diketahui dengan pasti namun diduga terjadi akibat dari fluktuasi hormon estrogen. Seperti diketahui, pada saat menopause, kadar hormon estrogen dalam darah akan anjlok secara tajam sehingga berpengaruh terhadap beberapa fungsi tubuh yang dikendalikan oleh hormon ini. Sampai saat ini belum ditemukan metode untuk memperkirakan pada usia berapa penomena ini akan muncul dan kapan akan berakhir. Rasa panas ini bahkan sudah terjadi sebelum seorang wanita memasuki masa menopause. Gejala ini akan menghilang dalam 5 tahun pada sekitar 80% wanita, sisanya akan terus mengalaminya sampai dengan 10 tahun. Sialnya, disamping rasa panas dan kemerahan, penderitaan wanita yang sedang menopause juga ditambah dengan keringatan di malam hari. Gejala ini tentu akan menganggu tidur yang menyebabkan wanita yang mengalaminya akan selalu kurang tidur. 3.Gejala pada vagina Gejala pada vagina muncul akibat dari perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis akibat dari penurunan kadar estrogen. Selain itu muncul pula rasa gatal pada vagina dan yang lebih parah adalah rasa sakit saat berhubungan seksual. Perubahan pada vagina ini juga mengakibatkan wanita menopause rentan terhadap infeksi vagina. 4.Gejala perkemihan Perubahan yang terjadi pada lapisan vagina juga terjadi pada saluran urethra. Urethra adalah saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih ke luar tubuh. Saluran urethra juga akan mengering, menipis dan berkurang keelastisannya akibat dari penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan menyebabkan wanita menopause rentan terkena infeksi saluran kencing, selalu ingin kencing dan ngompol. 5.Gejala emosional dan kognitif Wanita yang akan memasuki masa menopause sering mengalami gejala emosional dan kognitif yang bervariasi. Gejala ini antara lain, kelelahan mental, masalah daya ingat, lekas marah, dan perubahan mood yang berlangsung cepat. Sangat sulit untuk C. JENIS MENOPAUSE DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis, diantaranya : 1. Menopause premature Menopause premature ialah menopause yang terjadi dibawah usia 40 tahun. Menopause premature ditandai dengan apabila terjadi penghentian masa menstruasi sebelumnya tepat pada waktunya disertai dengan tanda hot flushes serta peningkatan kadar hormone gonadotropin. Jika tidak mengalami tanda-tanda yang seperti disebutkan, perlu ada tindak lanjut kembali penyebab lain terganggu ovarium. Adapun faktor- faktor yang menyebabkan menopause prematur adalah heriditer, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun dan penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium. Namun menopause premature tidak memerlukan terapi, kecuali pemberian keterangan atau informasi terkait kepada seorang wanita yang bersangkutan. 2. Menopause terlambat Umumnya batas usia terjadinya menopause adalah usia 52 tahun. Namun apabila ada seorang wanita yang masih memiliki siklus menstruasi atau dalam arti masih mengalami menstruasi di usia 52 tahun. Ada beberapa faktor yang mendorong mengapa di usia 52 tahun masih ada wanita yang mengalami menstruasi, diantaranya faktor tersebut adalah konstitusional, fibromioma uteri dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen. Wanita dengan karsinoma endometrium sering dalam anamnesis disebut juga dengan menopause terlambat. Selain karena faktor dari jenis menopause diatas, ada beberapa faktor lain yang mendukung menopause itu terjadi dan kapan menopause itu terjadi, diantaranya ialah : 1. Usia saat haid pertama kali ( menarche ) Jika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang dalam usia yang masih belia, maka menopause yang akan terjadi semakin lama. 2. Faktor psikis Mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat mempengaruhi menopause itu lebih cepat terjadi dibanding dengan mereka yang tidak menikah dan tidak bekerja. Hal ini sangat mempengaruhi keadaan psikis wanita. 3. Jumlah anak Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan banyak anak, cenderung lebih mudah dan lebih cepat mengalami penuaan dini dan mereka makin dekat dengan masa menopause. 4. Usia melahirkan Ketika seorang wanita melahirkan atau memilii seorang anak dalam usia yang cukup tua misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka semakin lama wanita tersebut memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan oleh ketika seorang dalam masa kehamilan dan persalinan di usia yang cukup tua akan berpengaruh pada lambannya proses sistem kerja dari organ reproduksi dan memperlambat proses penuaan dini 5. Pemakaian kontrasepsi Pemilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi seorang wanita mengalami keterlambatan dalam menopause. 6. Merokok Rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyak penyakit. Wanita yang suka merokok cenderung lebih cepat mengalami masa menopause. 7. Sosial ekonomi Secara pasti faktor sosial ekonomi belum bisa dipastikan sebagai penyebab menopause. Namun menurut sebuah buku karya DR. Faisal mengungkapkan bahwa menopause dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi termasuk pendidikan dan pekerjaan. C. Penyebab Dan Gejala Menopause Sejalan dengan pertambahan usia, ovarium menjadi kurang peka terhadap rangsangan oleh LH ( Luteinizing Hormone ) dan FSH ( Folilicle Stimulating Hormone ) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa. Akibatnya ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan pada akhirnya proses ovulasi ( pelepasan sel telur ) berhenti. Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor keturunan, penyakit autoimun dan rokok. Menopause buatan terjadi akibat campur tangan medis yang menyebabkan berkurangnya atau berhentinya pelepasan hormon oleh ovarium. Campur tangan ini bisa berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi aliran darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran ( pengangkatan rahim ) menyebabkan berakhirnya siklus menstruasi, tetapi selama ovarium tetap ada hal tersebut tidak akan mempengaruhi kadar hormon dan tidak menyebabkan menopause. Gambar diatas merupakan perbedaan bentuk sistem reproduksi pada wanita ketika masa muda dan masa menopause 1. Gejala Menopause Gejala-gejala menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium lebih sedikit menghasilkan estrogen atau progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami beberapa gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal, berkurangnya kadar esterogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan, menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium. Perimenopause Perimenopause yakni suatu kondisi dimana tubuh beradaptasi dengan masa menjelang menopause yang terjadi antara 2-8 tahun, ditambah 1 tahun setelah berakhirnya masa menstruasi. Tidak diketahui cara untuk menentukan berapa lama perimenopause ini akan terus terjadi. Stadium dari masa perimenopause merupakan bagian terakhir yang menandakan akhir dari masa reproduksi. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan erat dengan dengan penurunan hormon estradiol dan produksi hormon androgen. Akan tetapi seorang wanita masih memiliki kemungkian dapat hamil apabila masih mengalami menstruasi selama masa perimenopause meskipun siklus menstruasi yang dialami tidak teratur. Gejala-gejala perimenopause diantaranya adalah : a. Perubahan di dalam periode menstruasi (memendek atau memanjang, lebih banyak atau lebih sedikit atau tidak mendapat menstruasi sama sekali) b. Hot flashes c. Keringat malam d. Kekeringan pada vagina e. Gangguan tidur f. Perubahan mood (depresi, mudah tersinggung) g. Nyeri ketika bersanggama h. Infeksi saluran kemih i. Inkontinensia urin (tidak mampu menahan keluarnya air seni) j. Tidak berminat pada hubungan seksual k. Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang l. Bermasalah dengan konsentrasi dan daya ingat Gejala- gejala umun yang mungkin ditemukan pada wanita menopause adalah : 1. Hot Flashes terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan. Hot Flashes dialami oleh sekitar 75 % wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami lebih dari 1 tahun dan 25-50 % wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Hot Flashes berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit. 2. Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa timbul rasa nyeri. 3. Gejala psikis dan emosional ( kelelahan, mudah tersinggung, susah tidur dan gelisah ) bisa disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen. Berkeringat pada malam hari menyebabkan gangguan tidur sehingga kelelahan semakin memburuk dan semakin mudah tersingggung. 4. Pusing, kesemutan dan palpitasi ( jantung berdebar ) 5. Hilangnya kendali terhadap kandung kemih ( beser ) 6. Peradangan kandung kemih atau vagina 7. Osteoporosis ( pengeroposan tulang ) 8. Post-menopause adalah kondisi dimana seorang wanita telah mencapai masa menopause. Pada masa Post-menopause seorang wanita akan muda sekali mengidap penyakit jantung dan pengeroposan tulang ( osteoporosis ) Resiko tinggi terjadinya osteoporosis ditemukan pada wanita yang kurus, merokok, mengkonsumsi alkohol secara berlebihan mengkomsusmi kortikosteroid, memiliki asupan kalsium yang rendah, dan jarang berolahraga. Setelah tiba masa menopause, ada 2 jenis gangguan kesehatan yang mungkin akan dialami wanita setelah memasuki atau berlangsungnya masa menopause, adalah : - Osteoporosis Osteoporosis merupakan suatu gangguan kesehatan yang ditandai dengan berkurangnya masa kepadatan tulang dan kelainan mikro-arsitektur, yang berakibat pada pengeroposan tulang. Osteoporosis banyak dialami oleh mereka yang berusia lanjut, Masa kepadatan tulang sangat dipengaruhi oleh kalsium, karena 98 % tubuh memiliki kalsium yang banyak tersimpan dalam tulang. Kalsium yang memilik peranan penting adalah kalsium ion yang dipengaruhi oleh 3 hormon, yakni hormon paratiroid, 1,25 dihidroksi vitamin D dan kalsitonin. Ada sekitar 80 % penderita osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita yang berhenti masa menstruasinya ( amenorrhea ) meskipun usianya masih terbilang muda, hal ini dikarenakan kerapuhan tulang akibat dari hormon esterogen yang semakin rendah, dan juga dapat dipengaruhi masa diet yang tidak cukup baik dalam memenuhi nutrisi dan kalsium yang cukup. -Penyakit jantung Pada umumnya yang paling banyak ditemukan adalah apabila seorang wanita telah memasuki masa menopause dan mengalami osteoporosis memiliki kemungkinan terserang penyakit jantung, hal ini dikarenakan kadar esterogen meningkatkan tekanan darah dan berat badan yang mengkibatkan pembuluh darah yang mengalir ke jantung tidak bekerja dengan baik D.PENGOBATAN Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya . Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk : 1) Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan 2) Membantu mengurangi kekeringan pada vagina 3) Mencegah terjadinya osteoporosis. Beberapa efek samping dari TSH : o Perdarahan vagina o Nyeri payudara o Mual o Muntah o Perut kembung o Kram rahim. Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli menganjurkan: 1) Menambahkan progesteron terhadap estrogen 2) Menambahkan testosteron terhadap estrogen 3) Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah. 4) Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan Pap smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini mungkin. Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di laboratorium). Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal). Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen. Jika terjadi perdarahan abnormal dari vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. Mengkonsumsi progesteron bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi resiko terjadinya kanker endometrium. Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang menderita : o Kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut o Perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti o Penyakit hati akut o Penyakit pembekuan darah Porfiria intermiten akut. Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin untuk mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung dan susah tidur bisa diberikan anti-depresi. E. POLA MAKAN SEHAT MENUJU MENOPAUSE Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan. Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel di kalori dapat lebih mudah selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis penyakit tertentu bisa naik. Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes. Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan dalam setiap diet. Seorang wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang mengandung kafein atau apa pun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi. Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir semua jenis serealm sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain tahu sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak hewani.- Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang mengugah selera. Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut. F. OLAHRAGA TERATUR MENJELANG MENOPAUSE Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga memungkinkan untuk membakar lemak yang berlebih dengan lebih efisien. Dengan demikian, olahraga mambantu mengandalikan berat badan. Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Meningkatkan fungsi kekebalan tibuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar gula darah. 2. Menjaga kepadatan tulang. 3. Menjaga massa otot. 4. Membakar kalori lemak. 5. Mengurangi stress 6. Mengurangi gejala menopause misalnya meriang. 7. Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan bertambahnya usia. BAB III P E N U T U P A. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menopause bukanlah suatu yang menakutkan. Kedatangannya tidaklah menakutkan asalkan kita bisa mensikapinya dengan bijaksana & apabila terjadi keluhan-keluhan, kunjungilah dokter untuk mendapatkan terapinya. B. SARAN Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang mengalami masa menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang dalam berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat memasuki masa menopause akan terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh karena itu, masa menopause merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak, terutama keluarga. Selain hal tersebut penting diingat bahwa gaya hidup kita semasa muda sangat mempengaruhi gejala menopause yang akan dirasakan kelak. Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa menopause nanti, yaitu : 1. Tidak merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti), 2. Tidak minum alkohol, 3. Sering berolah raga secara teratur, 4. Makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang kedelai sebagai sumber fitoestrogen) 5. Cukup terkena cahaya matahari. DAFTAR PUSTAKA http//Keluarga Berencana.com / featured / sekilas - mengenai - menopause.html http//Creasoft.wordpree.com / 2009 /04 /07 /pengertian - menopause / Dr. Hj. Hardiko, Siti Rahayu. 2007. Menopause Tanpa Stress. Jakarta, Penerbit Sunda Kelapa Pustaka. Baziad,Ali.2003.Menopause dan Andropause.Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar