Rabu, 12 September 2012

Kanker leher rahim

LAPORAN PENDAHULUAN I. PENGERTIAN Kanker leher rahim atau carcinoma cervix adalah keganasan dari serviks yang ditandai dengan adanya perdarahan lewat jalan lahir atau vagina, tetapi gejala tersebut tersebut tidak muncul sampai tingkat lanjut, dimana tanda dan diagnosa pasti bisa ditegakkan dengan menggunakan pap smear. Kanker serviks atau sering dikenal dengan kanker mulut rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). II. PATOFISIOLOGI “The American Cancer Society “ menyebutkan faktor resiko dari Ca Cervix: infeksi human papillomavirus (HPV), infeksi chlamydia , kontrasepsi oral, kehamilan multiple, penggunaan obat hormonal diethylstilbestrol (DES) dan riwayat keluarga dengan Carcinoma cervix. PROGNOSA Prognosa tergantung dari derajat kanker. Dengan pengobatan, 80 to 90% wanita dengan kanker grade I dan 50 to 65% dengan kanker grade II bisa hidup 5 tahun setelah diagnosis. Hanya 25 to 35% wanita dengan derajat III dan 15% atau lebih rendah dari wanita dengan kanker grade IV bisa hidup setelah 5 tahun. Sebagaimana kanker bermetastase, maka prognosis akan menjadi sangat turun drastis, mengingat keefektifan terapi lesi lokal lebih efektif dibandingkan dengan terapi seluruh tubuh seperti kemoterapi. Kanker serviks yang kembuh dan terdeteksi lebih awal akan dapat lebih baik bila diterapi dengan pembedahan, radiasi, kemoterapi atau kombinasi dari ketiganya. 15% pasien dengan kanker serviks yang invasive akan megalami kekambuhan setelah pengobatan. Rata-rat hidup dari kanker serviks antara 25-3 tahun (SEER Cancer Statistics Review 1975-2000, National Cancer Institute (NCI)). 1. Stadium Prakanker Pada stadium ini belum ada gejala dari penyakit kanker tapi sudah ada kelainan jaringan yang bila dibiarkan saja sebagaian besar akan menjadi kanker. Stadium ini disebut Cervical Intrapitelial Neoplasia (CIN/NIS) terdiri dari : CIN 1 : Milddisplasia / displasia ringan CIN 2 : Moderate displasia / displasia sedang CIN 3 : Severe displasia / displasia berat / carcinoma insitu 2. Stadium Praklinik Pada stadium ini sudah didapatkan kelainan jaringan yang memenuhi kriteria penyakit keganasan, tetapi belum memberikan keluhan pada penderita dan belum dapat diketahui dengan pemeriksaan klinik biasa, (stadium Ia = Micro Invasive Carcinoma) 3. Stadium Klinik Pada stadium ini sudah didapatkan keluhan dari penderita dan dapat diketahui dengan pemeriksaan klinik biasa .III. ETIOLOGI Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Biasanya tergantung dari faktor-faktor ekstrinsik, yaitu: 1. Status perkawinan: insiden terjadi lebih tinggi pada wanita yang menikah, terutama gadis yang coitus pertama (coitarche) pada usia < 16 tahun. Insiden meningkat dengan tingginya paritas, apalagi jarak persalinan terlampau dekat. 2. Golongan sosial ekonomi rendah: higiene seksual yang jelek. 3. Sering berganti-ganti pasangan: meningkatnya resiko terpapar HPV . 4. Insiden meningkat pada pasangan dengan laki-laki yang tidak bersunat 5. Kebiasaan merokok ataupun terpapar karsinogen. IV. KLASIFIKASI FIGO, 1978 mengklasifikasi Ca Cervix menurut tingkat keganasan klinik Tingkat Kriteria Gejala Yang Muncul : 1. Keputihan: makin lama, makin berbau busuk, diakibatkan infeksi dan nekrosis jaringan 2. Perdarahan Kontak: perdarahan yang dialami setelah senggama, merupakan gejala Ca serviks (75-80%) 3. Perdarahan spontan: perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah dan makin lama makin sering terjadi, terutama pada tumor yang bersifat eksofitik. 4. Anemia: terjadi akibat perdarahan pervaginam yang berulang. 5. Nyeri : ditimbulkan oleh infiltrasi sel tumor ke serabut saraf. 6. Gagal ginjal: infiltrasi sel tumor ke ureter yang menyebabkan obstruksi V. PENATALAKSANAAN Micro invasive cancer (stage IA) biasanya dilakukan hysterectomy (mengangkat semua bagian uterus termasuk bagian dari vagina),. Untuk stage IA2 pembuluh limfe juga diangkat. Alternatif bagi klien yang ingin tetap mempertahankan kesuburannya adl dengan prosedur bedah lokal seperti LEEP or cone biopsy. Jika cone biopsy tidak mampu menghasilkan batas yang bersih, tidak ada jalan lain selain mengorbankan kesuburun klien. Tahap awal (IB1 and IIA less than 4 cm) dapat diobati dengan radical hysterectomy with removal of the lymph nodes or radiation therapy. Untuk klien dengan pembedahan yang beresiko tinggi (ditemukan dalam pemeriksaan patologi), radiation therapy dengan atau tanpa kemoterapi diberikan untuk mengurangi risiko kekambuhan. Early stage tumors yang lebih besar (IB2 and IIA more than 4 cm) mungkin diterapi dengan radiation therapy dan cisplatin based chemotherapy, hysterectomy atau cisplatin chemotherapy diikuti oleh hysterectomy Advanced stage tumors (IIB-IVA) are treated with radiation therapy and cisplatin-based chemotherapy. On June 15, 2006 Food and Drug Administration has approved [25] uses combination of two chemotherapy drugs, Hycamtin and cisplatin for women with late-stage (IVB) cervical cancer treatment. Combination treatment has significant risk of neutropenia, anemia, and thrombocytopenia side effects. Hycamtin is manufactured by GlaxoSmithKline. VI. EVALUASI DIAGNOSA: Diagnosa dibuat dengan melakukan biopsi pada serviks, kadang juga memerlukan kolpskopy atau dengan memperbesar visual dengan menggunakan acetic acid. Pap smear perlu dilakukan, pada wanita yang berusia subur. Diagnostik lebih lanjut dengan prosedur LEEP (loop electrical excision procedure ) dan conisation, VII. PENGKAJIAN KEPERAWATAN a. Biodata Umur, resiko tinggi 30-60 tahun, perkawinan muda, jumlah anak, usia Pernikahan b. Riwayat Kesehatan Adanya penggunaan kontrasepsi pil c. Keluhan Utama • Tahap dini: keputihan, perdarahan pervaginam, nyeri, gangguan miksi. • Tahap lanjut: perdarahan pervaginam yang terus-menerus, nyeri perut bagian bawah, edema. d. Status Ginekologi dan obstetric • Siklus menstruasi: terjadi perdarahan intramenstruasi (diluar siklus) • Perdarahan post coitus • Keputihan e. Aktivitas sehari-hari: • Pola makan: anoreksia, vomiting. • Pola eliminasi: inkontinensia urine, alvi • Pola aktivitas dan tidur terganggu, terasa nyeri. f. Riwayat Psikososial: Konsep diri, emosi, pola interaksi, mekanisme koping, problem menonjol adalah mengingkari, marah, perasaan putus asa dan tidak berdaya, depresi atau bahkan memusuhi. g. Pemeriksaan Fisik • Kepala dan leher: rambut rontok, anemis • Abdomen: teraba massa bila sudah metastase • Genetalia: kotor, cairan keputihan, bau. .VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut atau kronik berhubungan dengan penekanan serabut saraf oleh infiltrasi sel kanker ke jaringan sekitar. 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme tumor. 3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik. 4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya bau khas kanker yang mengganggu. 5. Perubahan terhadap pola seksual berhubungan dengan adanya perdarahan yang terus menerus dan keputihan. 6. Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan kadar sel darah merah IX. INTERVENSI KEPERAWATAN Dx 1: Nyeri akut/kronik berhubungan dengan penekanan serabut saraf oleh infiltrasi sel kanker ke jaringan sekitar. Tujuan: Klien mendemonstrasikan keadaan yang bebas dari nyeri Kriteria Hasil: • Klien rileks dan tidak kesakitan • Skala nyeri 0-3 • Tekanan darah dan nadi dalam batas normal (100-130/ 60-80 mmHg). Intervensi: 1. Kaji tingkat nyeri klien dalam skala 0-10 ( R/: menentukan intervensi Selanjutnya) 2. Observasi tanda-tanda vital (R/: penyimpangan TTV dari batas normal merupakan hal yang perlu diwaspadai oleh perawat dan bisa segera dilakukan intervensi lebih lanjut). 3. Ajari klien tehnik distraksi dan relaksasi (R/: tehnik distraksi dan relaksasi telah terbukti dapat mengurangi nyeri secara non farmakologis). 4. Ajak klien berbicara tentang hal-hal yang menyenangkan dan kegiatan klien seharihari(R/: merupakan salah satu cara mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri yang dirasakannya). 5. Berikan terapi analgesik (R/: analgesik bekerja dengan menghambat nosiseptif nyeri menempati reseptornya, sehingga nyeri tidak dirasakan lagi). Dx 2: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan metabolisme tumor. Tujuan: Klien mendemonstrasikan keadaan nutrisi yang adekuat Kriteria Hasil: •Tidak terjadi penurunan BB dan antropometri tubuh • Klien bebas dari mual dan muntah Intervensi: 1. Kaji intake nutrisi klien setiap hari (R/: memungkinkan perawat dapat mengetahui status nutrisi klien). 2. Kaji BB dan antropometri tubuh setiap hari (R/: menemukan adanya penyimpangan dari normal sedini mungkin). 3. Berikan diit TKTP (Protein diperlukan untuk regenerasi sel dan pemuihan). 4. Perbanyak intake buah-buah dan sayur (R/: vitamin dalam buah dan sayur sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh) Dx 3: Kurang perawatan diri b.d adanya kelemahan fisik. Tujuan: Klien mendemonstrasikan keadaan perawatan diri yang terpenuhi Kriteria Hasil: • Penampilan klien bersih • Klien terawat • Kebutuhan ADL klien dapat terpenuhi Intervensi: 1. Kaji kemampuan klien dalam merawat diri (R/: memungkinkan perawat dapat memberikan intervensi yang sesuai). 2. Bantu klien dalam perawatan dirinya seminimal mungkin (R/: klien dapat terpenuhi kebutuhan perawatannya). 3. Dorong klien untuk melakukan hal-hal yang mampu dilakukannya sendiri secara mandiri (R/: memandirikan klien secara bertahap, sehingga klien tidak terlalu bergantung pada perawat). 4. Kerjasama dengan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar (R/: keluarga sebagai mitra kerja perawat dalam memenuhi kebutuhan klien). DAFTAR PUSTAKA Bobak. Johnson. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta. EGC. Doenges, et al, 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta. EGC. http://en.wikipedia.org/wiki/cervical cancer. Pada tanggal: 31 Mei 2009. Prawirohardjo, S,. 1994. Ilmu Kandungan Edisi 3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. Jakarta. www.mask the comunitmen. Org/cervical cancer/ cause. Pada tanggal: 31 Mei 2009. PERJALANANNYA DIBAGI DALAM BEBERAPA STADIUM/TINGKATAN PENYAKIT: 1. Stadium Prakanker Pada stadium ini belum ada gejala dari penyakit kanker tapi sudah ada kelainan jaringan yang bila dibiarkan saja sebagaian besar akan menjadi kanker. Stadium ini disebut Cervical Intrapitelial Neoplasia (CIN/NIS) terdiri dari : CIN 1 : Milddisplasia / displasia ringan CIN 2 : Moderate displasia / displasia sedang CIN 3 : Severe displasia / displasia berat / carcinoma insitu 2.Stadium Praklinik Pada stadium ini sudah didapatkan kelainan jaringan yang memenuhi kriteria penyakit keganasan, tetapi belum memberikan keluhan pada penderita dan belum dapat diketahui dengan pemeriksaan klinik biasa, (stadium Ia = Micro Invasive Carcinoma) 3.Stadium Klinik Pada stadium ini sudah didapatkan keluhan dari penderita dan dapat diketahui dengan pemeriksaan klinik biasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar