Rabu, 12 September 2012

KMB BURSITIS

KMB BURSITIS A. Defenisi Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri. Bursa adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovial, yang memudahkan pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan. Bursa terletak pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di tempat dimana tendon atau otot melewati tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh cairan. B. Etiologi Penyebabnya seringkali tidak diketahui, tetapi bursitis dapat disebabkan oleh: - Pemakaian berlebihan selama bertahun-tahun : • Pergeseran yang berulang-ulang dapat menyebabkan bursitis akibat gesekan (friction bursitis) dimana dinding bursa menebal dan dapat terjadi efusi pada bursa. • Bursitis juga dapat berhubungan dengan jenis pekerjaan tertentu seperti prepatela bursitis pada lutut pembantu rumah tangga, dan alekranon bursitis pada pelajar - Cedera - Gout - Pseudogout - Artritis rematoid - Infeksi. Bagian tubuh yang biasanya terkena bursitis adalah bahu, sikut, pinggul, panggul, lutut, jari kaki dan tumit. C.PATOFISIOLOGI Garis sinovial dari pundi bursa meradang, akibat nya cairan sinovial diproduksi lebih banyak, sehingga bursa membengkak. Kadang-kadang terkumpul sisa kalsium. Pembengkakan disertai nyeri dan terbatasnya gerakan seni atau ekstermitas. Adapun nyeri yang sering terkena atau bursitis yang sering terjadi adalah: 1) Sendi bahu ( yang paling sering terserang) yaitu bursa subdeltoid dan subkromial ang menimbulkan rasa nyari akut serta argarakan yang terbatas pada sendi bahu. 2) Sendi Achilles, yaitu adanya erlekatan tendon Achilles dengan tulang kalkaneus terutama pada kalkaneus posterior.keadaan tersebut dinamakan bursitis archilles. 3) Tuamit, yang disebut Heal Spur Bursitis ang menimbulkan nyeri ada tumit. 4) Bursitis prepatelar dengan gejala nyeri sewaktu berlutut dan rasa kaku, bengkak, dan kemerahan pada bagian anterior lutut. Keadaan ini biasanya terjadi bila sering berlutut. 5) Bursitis olec ranon yang terjadi pada puncak siku 6) Bursitis pada panggul 7) Bursitis pada pergelangan kaki. D. Tanda dan Gejala Gejala utama pada bursitis pada umumnya berupa pembengkakan lokal, panas, merah, dan nyeri. Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung membatasi pergerakan, tetapi gejala yang khusus tergantung kepada lokasi bursa yang meradang. Jika bursa di bahu meradang, maka jika penderita mengangkat lengannya untuk memakai baju akan mengalami kesulitan dan merasakan nyeri. E. Gambaran Klinik • Bursitis akut terjadi secara mendadak. Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak. Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri yang luar biasa dan daerah yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat. • Bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau karena cedera yang berulang. Pada akhirnya, dinding bursa akan menebal dan di dalamnya terkumpul endapan kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat peka terhadap peradangan tambahan. Nyeri menahun dan pembengkakan bisa membatasi pergerakan, sehingga otot mengalami penciuman (atrofi) dan menjadi lemah. Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu dan sering kambuh. Macam-macam Bursitis 1. Bursitis alekranon • Radang bursa alekranon merupakan penyebab tersering nyeri periartikuler sikron. •Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan berulang, biasanya berhubungan dengan kegiatan kerja. • Gambaran klinis - Gerakan sendi sedikit terbatas pada fleksi maksimal karena nyeri. - Bursitis trauma biasanya hanya nyeri ringan maupun dapat sangat bengkak. - Bursitis alekranon sering merupakan radang piogenik. - Gejala dini berupa tanda radang akut dengan hipertermi,edema luas disekitarnya tetapi tiadak ada tanda arthritis • Diagnosis banding Arthritis akut, cedera siku dan penyakit pirai yang dapat mengenai bursa alekranon. Pada penyabit Pirai dapat ditemukan Kristal Urat • Penanganan Pada bursistis alekranon akibat trauma atau idiopatik perlu perlindungan bursa terhadap iritasi dan tekannabila perlu dilakukan aspirasi danbeban tekan aspirasi harus dilakukan secara steril mengingat adanya infeksi bacterial 2. Bursitis panggung / bursitis trokanter • Bursitis trokanter sering dikelirukan dengan penyakit intra artikuler • Penyebab tersering nyeri panggul pada usia pertengahan dan lanjut • Gambaran klinis Gambaran utama bursitis panggul adalah local yang meliputi trokanter mayor dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrim dan abduksi panggul • Diagnosis banding Karena nyeri di bokong dan panggul sering berhubungan dengan penyakit tulang belakang daerah lumbal pada penyakit intra artikuler endorotasi maksimal akan menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis tidak demikian. 3. Bursitis kaki • Antara permukaan belakang tulang kalkaneus dan tendo Achilles biasanya terdapat bursa. Sering ditemukan juga bursa antara Achilles dan kulit. Perbedaan antara kedua bursitis ini dapat ditentukan karena bursitis retrokalkareus menonjol bilateral disamping tendon sedangkan bursitis rettendo Achilles menutup tendon tersebut. • Penyebabnya adalah pembebanna yang berlebihan atau rangsangan alas kaki yang tidak cocok misalnya rangsangan pinggir belakang sepatu. • Diagnosa banding Tendinitis tendo Achilles, apofisnis kelkaneus pada insersi tendo Achilles dan eksotosis kalkaneus. F. Pemeriksaan Diagnostik Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Daerah di sekitar bursa terasa sakit jika diraba dan pergerakan sendi tertentu menimbulkan nyeri. Jika bursa tampak membengkak, bisa diambil contoh cairan dari bursa dan dilakukan pemeriksaan terhadap cairan untuk menentukan penyebab dari peradangan. G. Penatalaksanaan • Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik. • Bursitis akut non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana untuk sementara waktu sendi yang terkena tidak digerakkan dan diberikan obat peradangan non-steroid (misalnya indometasin, ibuprofen atau naproksen) Kadang diberikan obat pereda nyeri. Selain itu bisa disuntikkan campuran dari obat bius lokal dan kortikosteroid langsung ke dalam bursa. Penyuntikan ini mungkin perlu dilakukan lebih dari 1 kali. • Pada bursitis yang berat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) per-oral (ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk melakukan latihan khusus guna meningkatkan daya jangkau sendi. • Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama. • Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarum atau melalui pembedahan. • Kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi. • Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan bisa membantu mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi. KONSEP KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Pengumpulan Data • Klien mengeluh nyeri pada daerah yang bengkak • Klien tampak berhati-hati saat bergerak • Klien mengatakan nyeri bila melakukan gerakan memutar misalnya memutar lengannya • Ekspresi wajah tampak meringis saat bergerak • Klien mengungkapkan sakit bila beraktivitas dalam waktu yang lama. • Nadi meningkat • Adanya bengkak • Gelisah • Tekanan darah meningkat • Pernapasan meningkat 2. Pengelompokan Data Data Subyektif Data Obyektif • Klien mengeluh nyeri pada daerah yang bengkak • Klien mengatakan nyeri bila melakukan gerakan memutar misalnya memutar lengannya • Klien mengungkapkan sakit bila beraktivitas dalam waktu yang lama. • Klien tampak berhati-hati saat bergerak • Ekspresi wajah tampak meringis saat bergerak • Nadi meningkat • Adanya bengkak • Gelisah • Pernapasan meningkat • Tekanan darah meningkat • Penurunan kekuatan otot 3. Analisa Data No Symptom Etiologi Problem 1 DS : • Klien mengeluh nyeri pada daerah yang bengkak • Klien mengatakan nyeri bila melakukan gerakan memutar misalnya memutar lengannya DO : • Klien tampak berhati-hati saat bergerak • Ekspresi wajah tampak meringis saat bergerak • Adanya bengkak • Gelisah Pergeseran yang berulang dining bursa menebal terjadi proses peradangan jaringan parut,efusi pada bursnyeri akut Nyeri akut 2 DS : • Klien mengungkapkan sakit bila beraktivitas dalam waktu yang lama. DO : • Klien tampak berhati-hati saat bergerak • Adanya bengkak • Penurunan kekuatan otot Pemakaian berlebihan selama bertahun-tahun,Robekan terjadi pada insersi rotator cuff ke tulang,Pergerakan terganggu,Gangguan mobilitas fisik Gangguan mobilitas fisik 3 DS : - DO : - Efusi pada bursa,Adanya organisme piogen/ granula matosa dalam jaringan parut,Media berkembangnya kuman,Resiko infeksi Resiko infeksi B. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya efusi pada bursa 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan robekan yang terjadi pada insersi rotator cuff ke tulang 3.Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya organisme piogen/granulamatosa di dalam jaringan parut. C. Intervensi Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya efusi pada bursa Tujuan: Klien akan menunjukan nyeri berkurang/hilang, dengan kriteria : • Terlihat tenang dan rileks • Tidak ada keluhan nyeri • Menunjukan perilaku penanganan nyeri Intervensi: 1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit nonverbal. Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program. 2. Beri kenyamanan seperti penggunaan kasur/matras yang lembut. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan. Rasional : Menurunkan tekanan pada daerah yang sakit. 3. Klien diistrahatkan, bedrest di tempat tidur serta berikan masage yang lembut. Rasional : Membatasi nyeri serta meningkatkan relaksasi. 4. Dorong teknik manajemen relaksasi dan bimbingan imajinasi. Rasional : Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot. 5. Kolaborasi pemberian analgetik Rasional : Mengurangi nyeri. 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan robekan yang terjadi pada insersi rotator cuff ke tulang. Tujuan : Klien memperlihatkan peningkatan kekuatan dan fungsi dalam melakukan aktivitas fisik, dengan kriteria : • Peningkatan kekuatan otot • Bergerak dengan aktif tanpa nyeri • Tidak adanya keterbatasan gerakan. Intervensi : 1. Kaji tingkat atau kemampuan untuk beraktifitas Rasional : Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya 2. Berikan lingkungan yang aman. Rasional : Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh. 3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif secara bertahap. Rasional : Mempertahankan/meningkatkan fungsi sendi.. 4. Dorong klien untuk sering mengubah posisi, bantu klien untuk bergerak di tempat tidur. Rasional : Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. 5. Konsul dengan ahli terapi fisik/fisioterapi. Rasional : Memformulasikan program latihan. 3. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan adanya organisme piogen/ granulamatosa di dalam jaringan parut. Tujuan : Klien akan menunjukan tidak adanya tanda-tanda infeksi Intervensi : 1. Kaji tanda-tanda vita dan ada tidaknya tanda-tanda infeksi Rasional : Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya 2. Gunakan teknik antiseptik nila melakukan tindakan kepada klien. Rasional : Mencegah infeksi silang. 3. Ajarkan kepada klien untuk selalu membersihkan daerah-daerah yang terdapat pembengkakan Rasional : Mencegah masuknya bakteri lain yang dapat menyebabkan infeksi 4. Berikan antibiotik sesuai intruksi pengobatan Rasional : Antibiotik dibutuhkan untuk mengatasi infeksi D. Implementasi Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya efusi pada bursa 1. Menyelidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). 2. Memberi kenyamanan seperti penggunaan kasur/matras yang lembut. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan. 3. Mengiistrahatkan klien, bedrest di tempat tidur serta berikan masage yang lembut. 4. Mendorong teknik manajemen relaksasi dan bimbingan imajinasi 5. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik. 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan robekan yang terjadi pada insersi rotator cuff ke tulang. 1. Kaji tingkat atau kemampuan untuk beraktifitas 2. Memberikan lingkungan yang aman 3. Membantu dengan rentang gerak aktif/pasif secara bertahap. 4. Mendorong klien untuk sering mengubah posisi, bantu klien untuk bergerak di tempat tidur 5. Berkonsultasi dengan ahli terapi fisik/fisioterapi 3. . Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan adanya organisme piogen/ granulamatosa di dalam jaringan parut. 1. Mengkaji tanda-tanda vital dan ada tidaknya tanda-tanda infeksi 2. Menggunakan teknik antiseptik nila melakukan tindakan kepada klien. 3. Mengajarkan kepada klien untuk selalu membersihkan daerah-daerah yang terdapat pembengkakan 4. Memberikan antibiotik sesuai intruksi pengobatan. Kriteria hasil : - Klien mampu melaksanakan aktifitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual. - Klien mampu mendemontrasikan perubahan teknik atau gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri - Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuan - Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan toleriansi aktifitas D. Evaluasi Keperawatan 1. Masalah yang dialami pasien dapat berkurang 2. Nyeri dapat teratasi 3. Intervensi dilanjutkan jika pasien masih merasakan keluhan tentang penyakit yang dideritanya. KATA-KATA SULIT 1. Artritis: Peradangan arteri 2. Atrofi : Pengecilan ukuran sel, jaringan, organ, atau bagian tubuh. 3. Bursa : Kantung yang berisi cairan atau ruang seperti kantung yang terletak ditempat-tempat dalam jaringan dimana mudah terjadi gesekan. 4. Gout : Kelompok gangguan metabolisme purin dan pirimidin ditandai dengan typhi yang menimbulkan serangan peradangan artritis akut sendi paroksismal berulang biasanya mengenai sendi perifer tunggal. 5. Infeksi : Invasi dan pembiakan mikro organisme pada jaringan tubuh, terutama yang menyebabkan cedera selular lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intraseluler atau respons antigen-antibodi. 6. Insersi : Tempat pelekatan misal dari otot ke tulang yang digerakkannya. 7. Tendon: Tali fibrosa jaringan ikat yang bersambung dengan serabut otot dan lekatkan otot ketulang atau tulang rawan. 8. Periarticular : Disekitar sendi. DAFTAR PUSTAKA 1. Doenges, Marylinn. 2001. Rencana Keperawatan. Jakrta : EGC 2. Junadi, Purnawan, dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisis II. Jakarta : Media Aesculapius FKUI 3. Mengel, Mark B. 2001. Referensi Manual Kedokteran Keluarga, Jakarta : Hipokrates 4. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth Ed. 8. Jakarta : EGC 5. Wilkinson, Judith, M.. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC 6. www. wikipedia.com 7. www. medikastore. com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar