Rabu, 12 September 2012

ASKEP IBU DENGAN MYOMA UTERI

ASKEP IBU DENGAN MYOMA UTERI A. Pengertian Myoma Uteri adalah : neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus yang disebut juga dengan Leiomyoma Uteri atau Uterine Fibroid. Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim ,yang disertai jaringan ikatnya,sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak. Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri (2 %) dan pada korpus uteri (97%), belum pernah ditemukan myoma uteri terjadi sebelum menarche. B. Etiologi Walaupun myoma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa myoma uteri terjadi tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen. C. Patologi Berdasarkan teori genitoblast(sel nest) meyer dan de snoo,dan rangsangan terus menerus setiap bulan dari estrogen,maka pertumbuhan mioma uteri terjadi: 1. Berlapis seperti berambang 2. Lokalisasi bervariasi: a) Subserosa • Dibawah lapisan peritonium,dapat bertangkai dan melayang dalam kavum (ruangan)abdomen.Tumbuh ke arah luar dan menonjol pada permukaan uterus. b) Instramural • Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan) • Tumor ini dalam pertumbuhannya tetap tinggal dalam dinding uterus. c) Submukosa • Di bawah lapisan dalam rahim • Memperluas permukaan ruangan rahim • Bertangkai dan dapat di keluarkan melalui kanalis servikalis • Tumbuh ke arah kavum uteri dan menonjol dalam kavum itu. d) Servikal mioma • Tumbuh di daerah servik uteri D. Komplikasi 1. Pertumbuhan leimiosarkoma. Mioma dicurigai akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar, dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause. 2. Torsi (putaran tangkai) Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari abdomen akut. 3. Nekrosis dan Infeksi Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan dari vagina, dalam hal ini kemungkinan gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder. E. Gejala klinis mioma uteri 1. Perdarahan tidak normal • Hiperminorea perdarahan banyak saat menstruasi • Meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi • Gangguan kontraksi otot rahim • Perdarahan berkepanjangan akibatnya penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah,pusing,cepat lelah,dan mudah terjadi insfeksi. 2. Penekanan rahim yang membesar • Terasa berat di abdomen bagian bawah • Sukar miksi atau defekasi • Terasa nyeri karena tertekannya urat saraf 3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan .kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi: • Kehamilan dapat mempengaruhi keguguran • Persalinan prematuritas • Gangguan saat proses persalinan • Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas • Kala lll terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan. F. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb: turun, Albumin : turun, Lekosit : turun / meningkat, Eritrosit : turun 2. USG : terlihat massa pada daerah uterus. 3. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan ukurannya. 4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut., 5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan operasi. 6. ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan operasi. G. Cara Penanganan Mioma Uteri Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum bertangkai. Pada mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang mendekati masa menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga bulan atau enam bulan. Adapun cara penanganan pada myoma uteri yang perlu diangkat adalah dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan histerektomi total abdominal. Tindakan histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal Histerektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-BSO). TAH–BSO adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus, serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan melakukan insisi pada dinding, perut pada malignan neoplasmatic desease, leymyoma dan chronic endrometriosis (Tucker, Susan Martin, 1998). KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Data subyektif 1) Biodata 2) Keluhan utama 3) Riwayat penyakit sekarang a) Riwayat kehamilan b) Riwayat persalinan 4) Riwayat kesehatan 5) Riwayat KB 6) aktivitas sehari-hari a) Pola nutrisi b) Pola eliminasi c) Pola istirahat tidur d) Pola aktiviitas e) pola personal hiegiene 2. Data obyektif a) Keadaan umum b) Pemeriksaan fisik c) Pemeriksaan penunjang B. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasm pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik / motorik. 2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot 3. Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan seksual. 4. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan terjadinya perdarahan yang berulang-ulang. 5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi. C. Rencana Keperawatan Dx 1 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf akibat penyempitan kanalis servikalis oleh myoma. Tujuan Klien dapat mengontrol nyerinya dengan criteria hasil mampu mengidentifikasi cara mengurangi nyeri, mengungkapkan keinginan untuk mengontrol nyerinya. Intervensi dan Rasional 1. Observasi adanya nyeri dan tingkat nyeri. Memudahkan tindakan keperawatan 2. Ajarkan dan catat tipe nyeri serta tindakah untuk mengatasi nyeri Meningkatkan persepsi klien terhadap nyeri yang dialaminya. 3. Ajarkan teknik relaksasi Meningkatkan kenyamanan klien 4. Anjurkan untuk menggunakan kompres hangat Membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan klien 5. Kolaborasi pemberian analgesik Mengurangi nyeri Dx 2 Gangguan eliminasi urine (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik / motorik. Tujuan Pola eliminasi urine ibu kembali normal dengan criteria hasil ibu memahami terjadinya retensi urine, bersedia melakukan tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan retensi urine. Intervensi dan Rasional 1. Catat pola miksi dan monitor pengeluaran urine Melihat perubahan pola eliminasi klien 2. Lakukan palpasi pada kandung kemih, observasi adanya ketidaknyamanan dan rasa nyeri. Menentukan tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien 3. Anjurkan klien untuk merangsang miksi dengan pemberian air hangat, mengatur posisi, mengalirkan air keran. Mencegah terjadinya retensi urine DAFTAR PUSTAKA Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta Hartono, Poedjo. 2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining di Indonesia. Kursus Pra kongres KOGI XI Denpasar. Mimbar Vol.5 No.2 Mei 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar