ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA PASIEN GONORE
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
a)
Gonore adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang pada umumnya ditularkan melalui
hubungan kelamin, tetapi dapat juga secara langsung dengan eksudat yang
infektif. (Dr. Soedarto, Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia 1990. Hal. 74).
b)
2. Etiologi
Neisseria
gonorhea.
3.
Tanda dan Gejala
Masa
tunas gonore sangat singkat. Pada pria umumnya berkisar antara 2 – 5 hari,
kada-kadang lebih lama. Pada wanita masa tunas sulit ditentukan karena pada
umumnya Asimtomatik. Gonore pada laki-laki jarang tanpa gejala, biasanya
terjadi disuria dalam berbagai tingkatan. Sedikit rasa gatal / panas sewaktu
kencing terdapat pada ujung penis atau bagian distal urethra. Kadang-kadang
disuria terasa sangat sakit sekali dan mungkin disertai dengan priapisimus
nokturnal atau chordee. Biasanya terjadi kenaikan frekuensi kencing pada
permulaan. Sekret uretra pada laki-laki, mulai dengan exudat yang sedikit
mucoid atau serosa akan menjadi sangat purulen atau kadang-kadang sedikit
mengandung darah. Bibir meatus urinarius menjadi merah bengkak serta menonjol
keluar, dan urin gelas pertama pada tes dua gelas menjadi berkabut karena
terdapat pus atau menunjukkan adanya pus berlapis-lapis. Dapat ditunjukkan
sedikit pembesaran kelenjar limphe inguinalis yang nyeri tekan.
Pada
wanita umumnya terdapat rasa sakit pada punggung bagian bawah, bersama-sama
keadaan tidak enak badan. Sekret vaginal menyolok disertai pelebaran pembuluh
darah orificium urethrae. Kemerahan dan adanya sekret pada meatus urinarius,
serta terkenanya tubuli skene. Biasanya vagina berisi sedikit exudat purulen.
Pada infeksi akut biasanya servix menunjukkan tanda-tanda peradangan.
4. Patofisiologi
Neisseria Gonorrhea
Kontak
seksual
(Anus, orogenital, genital)
Infeksi mukosa rektum Faring Urethra, endoserviks
(Saluran anus) konjungtiva (neonatus)
Infeksi
meivas
♂ (Prostat,
vasdeferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis)
♀ (Kelenjar skene, bartholini,
endometrium, tuba falopii, ovarium)
Gonore
Penyebaran gonore secara sistemik melalui darah
Komplikasi
(Sinovitis,
artritis, endokarditis, meningitis, dermatitis)
5.
Penatalaksanaan
a)
Farmakoterapi :
-
Untuk gonore urogenital tanpa
komplikasi.
1.
Penisilin 4,8 juta unit (IM)
2.
Probenesid 1 gram sebelum
pemberian penisilin.
3.
Prbonesid 500 mg sesudah
pemberian penisilin (6, 12, 18 jam).
Anti penisilin
:
1.
Spektinomisin 2 – 4 gram (IM)
2.
Tetrasiklin 4 x 500 mg (oral)
selama 4 hari.
3.
Strep tomisin 1 x 1 gram (IM).
-
Untuk gonore dengan penyebaran
yang luas (disseminatoed gonore)
1.
Penisilin 1 x 10 – 20 juta unit
(TV) selama 5 hr ≠ demam.
Anti penisilin
:
Ø Eritromisin atau linkomisin 4 x 500 mg (IV)
Ø Eritromisin atau linkomisin 6 x 500 mg (oral)
b)
HE (Pendidikan kepada px dengan
menjelaskan tentang)
1.
Bahaya penyakit menular seksual
(PMS) dan komplikasinya.
2.
Pentingnya mematuhi pengobatan
yang diberikan.
3.
Cara penularan PMS dan perlunya
pengobatan untuk pasangan tetapnya.
4.
Hindari hubungan seksual
sebelum sembuh, dan memakai kondom jika tak dapat dihindarkan.
5.
Cara-cara menghidnari infeksi
PMS di masa datang.
6.
Pemeriksaan Penunjang
a.
Sediaan langsung
b.
Kultur (biakan)
1.
Media transpor (media stuart
dan media transgraw).
2.
Media pertumbuhan (Media
Thayer-Martin, modifikasi Thayer – Martin dan agar Coklat Mc Leod).
c.
Tes definitif.
1.
Tes Oksidasi
2.
Tes Fermentasi.
d.
Tes beta – laktamase
e.
Tes Thomson.
7.
Komplikasi
Ø Pada Pria
- Epididimitis - Corditis
- Infertitas - Akthritis
Ø Pada Wanita
-
Kehamilan ektopik
-
Infetitar
-
Salpingitis.
B. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1.
Identitas
Nama, umur,
jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan,
alamat, Tgl MRS, dll.
2.
Keluhan utama
Biasanya nyeri
(saat kencing).
3.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan
apakah px pernah menderita penyakit berat (sinovitis, artritis).
4.
Riwayat Penyakit
Sekarang
P = Tanyakan
penyebab terjadinya infeksi ?
Q = Tanyakan bagaimana gambaran rasa nyeri tersebut.
R = Tanyakan pada daerah mana yang sakit,
apakah menjalar …?
S = Kaji skala
nyeri untuk dirasakan.
T = Kapan
keluhan dirasakan ?
5.
Riwayat Kesehatan
Keluarga
Tanyakan pada
kx apakah ada anggota keluarga px yang menderita penyakit yang sama seperti
yang diderita px sekarang.
6.
Pemeriksaan Fisik
a)
Tingkat Kesadaran
Ø GCS ? 4. 5. 6
Ø TTV ?
b)
Pengkajian Persistem
Ø Sistem Integumen
Biasanya
terjadi inflamasi jaringan sekitar uretra, genital lesions dan skin rashes.
Ø Sistem Kardiovaskuler
·
Kaji apakah bunyi jantung
normal / mengalami gangguan.
Ø Sistem Pernafasan
·
Amati pola pernafasan.
·
Auskultasi paru-paru
·
Kaji faring, apakah ada
peradangan / otak.
Ø Sistem Penginderaan
Kaji
konjungtiva, apakah ada peradangan / tidak.
Ø Sistem Pencernaan
·
Kaji mulut dan tenggorokan
termasuk toksil.
·
Apakah terdapat diare / tidak.
Ø Sistem Perkemihan
Biasanya px
mengalami disuria dan kadang-kadang ujung uretra disertai darah.
Ø Sistem Muskuluskeletal
Biasanya px
tidak mengalami kesulitan bergerak.
Ø Anus
Biasanya
pasien mengalami inflamasi jaringan akibat infeksi.
7.
Pemenuhan Kebutuhan
Sehari-hari
Ø Kebutuhan Nutrisi
Kaji intak dan
out put nutrisi dan cairan.
(biasanya
kebutuhan nutrisi tidak terganggu).
Ø Kebutuhan Eliminasi
Kaji
frekuensi, warna, dan bau urin (isak).
Ø Kebutuhan Alvi
Kaji warna,
konsistensi, dan bau.
Ø Kebutuhan Aktivitas
Klien dengan
GO biasanya aktivitasnya tisak begitu terganggu.
Ø Kebutuhan Kebersihan diri
-
Kaji berapa kali mandi, gosok
gigi, mencuci rambut dan memotong kuku.
-
Klien dengan GO harus selalu
menjaga kebersihan dan kesehatan diri.
8.
Pengkajian Psikososial
dan Spiritual
Ø Psikologis : Biasanya px merasa gelisah dan distress adanya
ketakutan.
Ø Sosial : Biasanya px merasa kesepian dan takut di toluk
dalam pergaulan.
Ø Spiritual : Bagaimana
ibadah px selama sakit.
B.
Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan inflamasi jaringan.
2.
Resiko tinggi terhadap
transmisi infeksi yang berhubungan dengan sifat menular dari darah dan ekseri
tubuh.
3.
Isolasi sosial berhubungan rasa
takut penolakan aktual diri orang lain.
C. Intervensi dan Rasional
Dx 1.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan inflamasi jaringan.
Tanda-tanda
:
-
Merintih dan terengah-engah.
-
Gelisah dan memejamkan mata.
-
Tidur satu arah dengan posisi
tertentu.
Kriteria
Hasil :
-
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan nyeri berkurang / hilang.
Intervensi
1.
Kaji keluhan nyeri, perhatikan
lokasi intensitas (skala 1 – 10) frekuensi dan waktu.
Rasional :
Mengindikasikan
kebutuhan untuk intervensi dan tanda-tanda perkembangan komplikasi.
2.
Dorong pengungkapan perasaan
Rasional :
Mengurangi
rasa takut dan ansietas sehingga mengurangi persepsi akan intensitas rasa
sakit.
3.
Berikan tindakan kenyamanan
misal : perubahan posisi tubuh.
Rasional :
Meningkatkan
relaksasi / menurunkan tegangan otot.
4.
Dorong penggunaan teknik
relaksasi mis : bimbingn imajinasi, visualisasi latihan nafas dalam.
Rasional :
Memfokuskan
kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan dapat meningkatkan kemampuan
koping.
5.
Kolaborasi dengan tenaga medis
dan pemberian analgesik.
Rasional :
Mempercepat
proses penyembuhan.
Dx. 2.
Resiko tinggi terhadap tranmisi infeksi yang berhubungan sifat menular dari
darah dan ekresi tubuh.
Intervensi
:
1.
Ajarkan klien untuk menghindari
kontak seksual dengan banyak pasnagan.
Rasional :
N. Gonore dapatmenular melalui kontak seksual dan kotak darah.
2.
Buang jarum dan benda tajam
pada wadah tahan tembus yang di letakkan pada area penggunaan.
Rasional :
Mencegah
tertusuk jarum secara tidak sengaja dengan peralatan yang terkontaminasi.
3.
Anjurkan menggunakan handuk
sendiri-sendiri.
Rasional :
Handuk memberi
barier dari kontak dengan sekresi dan ekskresi infeksius.
Dx. 3.
Isolasi sosial yang berhubungan dengan rasa takut akan penolakan diri.
Tanda-Tanda
:
-
Tampak depresi, cemas, atau
marah.
-
Ketidak mampuan untuk
konsentrasi dan membuat keputusan tak berguna.
Kriteria
Hasil :
Setelah
dilakukan tindakan asuhan keperawatan dapat mengekspresikan kesedihannya.
Intervensi
:
1.
Anjurkan px untuk ikut serta
dalamaktivitas yang disukai.
Rasional :
Membantu Pasien
menemukan kesenangan dan makna beraktivitas.
2.
Anjurkan pasien untuk kontak
dengan orang yang tidak menolaknya.
Rasional :
Memberikan
pasien kesempatan untuk membina hubungan saling percaya dan berbagi perasaan.
3.
Luangkan waktu bersama pasien
saat hadirnya orang pendukung.
Rasional :
Kehadiran
perawat dapat membantu memodalisasi nilai pasien dan memberikan model peran
bagi orang lain bagaimana berinteraksi.
4.
Ajarkan px tentang transmisi
bakteri.
Rasional :
Mengurangi
rasa takut kontak umum dan kebutuhan isolasi.
D. Implementasi
·
Bimbingan
dan pengarahan (counseling dan leaching)
·
Memberikan
dorongan sosial dan emotional.
·
Memberikan
perawatan diri sendiri (self care).
·
Meningkatkan
sikap-sikap seksual yang sehat.
E. Evaluasi
·
Menyebutkan
faktor-faktor yang menyebabkan infeksi sekarang dengan STDS (Multi Partner
Seksual ; tidak mempraktekkan safe sex).
·
Menjelaskan
mengapa terapi harus dilakukan.
·
Menjelaskan
mengapa pasien tidak boleh melakukan aktivitas seksual sementara terjadi
infeksi-infeksi STDS.
·
Menjelaskan apa yang dimaksud “
Safe Sex”.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Lory, Barban C. 1996. Perawatan
Medikal Bedah, Yayasan IAPK Bandung.
2.
Doenges, dkk. 1990. Rencana
Asuhan Keperawatan, Edisi Ketiga. EGC. Jakarta.
3.
Syaiful Fahmi. 1997. Penyakit
Menular Seksual. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
4.
Lachlan, Mc. 1979. Diagnosis
dan Penyakit Kelamin. Icmia Kedokteran. Yogayakrta.
5.
Soedarto. Dr, DTMH, PHD. 1990. Penyakit-Penyakit
Infeksi di Indonesia. Widya Medika. Jakarta.
6.
Jakim. Mi. dkk. 1995.
Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar