ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DENGAN GANGGUAN BICARA DI POLI TUMBUH KEMBANG
I.
Pendahuluan
Kemampuan bahasa membedakan manusia
dan binatang. Kemampuan bahasa merupakan indikator seluruh perkembangan
anak.Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan
pada siystem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori, motorik,
psikologis, emosi dan lingkungan
disekitar anak. ( Soetjiningsih.1995 ).
Perkembangan ucapan serta bahasa
yang didapat diperlihatkan oleh seorang anak merupakan petunjuk yang kelak
penting untuk menentukan kemampuan anak tersebut untuk belajar. Perkembangan
bicara dan berbahasa merupakan petunjuk dini yang lazim untuk mengetahui ada
atau tidak adanya disfungsi serebral atau gangguan neorologik ringan, yang
kelak dapat dapat mengakibatkan kesulitan-kesulitan tingkah laku dan kemampuan
belajar. Bahasa dapat dirumuskan sebagai pengetahuan tentang sistim lambang
yang dipergunakan dalam komunikasi yang dilakukan secara lisan (Nelson, 1994).
Bahasa berhubungan dengan kemampuan
kognitif. Kemampuan bahasa dapat diperlihatkan dengan berbagai cara seperti
dengan cara bagaimana anak tersebut memberikan respon atas petunjuk-petunjuk
lisan yang diberikan kepadanya, dengan gerakan-gerakan yang diperlihatkan oleh
anak yang bersangkutan untuk mengkomunikasikan kebutuhan-kebutuhan,
keinginan-keinginan serta pengetahuan tentang lingkungan yang berada di
sekelilingnya serta memulai permainan
keatif dan imajinatif yang diperlihatkan oleh anak itu ( Nelson, 1994 ).
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak, emosi dan
lingkungannya.
Menurut NCHS berdasar atas laporan
orang tua, diperkirakan gangguan wicara dan bahasa pada anak sekitar 4-5% (
diluar gangguan pendengaran serta cela platum ). Deteksi dini perlu ditegakan,
agar penyebabnya segera dicari, sehingga pengobatannya dapat dilakukan seawal
mungkin.
II.
Perkembangan bahasa
secara normal pada anak.
Dapat dibagi dalam beberapa fase yaitu :
- Umur 1 tahun dapat berbicara dua atau tiga kata yang sudah bermakna. Contoh menirukan suara binatang, menyebutkan nama “papa” ,“mama”.Dalam berbicara 25% kata-katanya tidak jelas dan kedengarannya tidak biasa ( unfimiliar ).
- Umur 2 tahun dapat menggunakan 2 sampai 3 phrase serta memiliki perbendaharaan bahasa kurang lebih 300 kata, serta mampu menggunakan kata” saya,” “milikku. 50% kata-katanya konteksnya belum jelas.
- Umur 3 tahun berbicara 4 hingga 5 kalimat serta memiliki sekitar 900 kata. Dapat menggunakan kata siapa, apa, dan dimana dalam menanyakan suatu pertanyaan. 75% kata-kata dan kalimat jelas.
- Umur 4-5 tahun memiliki 1500-2100 kosa kata. Dapat menggunakan grammar dengan benar terutama yang berhubungan dengan waktu. Dapat menggunakan kalimat dengan lengkap baik, kata-kata, kata kerja, kata depan, kata sifat maupun kata sambung. 100% kata-kata sudah jelas dan beberapa ucapan masih belum sempurna.
- Umur 5-6 tahun memiliki 3000 kata, dapat menggabungkan kata jika, sebab, dan mengapa.
III.
Kegagalan yang sering
ditemukan pada komunikasi selama perkembangan anak.
- Kesalahan dalam bahasa
- Kesalahan dalam mengartikan suatu kata
- Kesalahan dalam mengorganisir kata dalam kalimat
- Kesalahan bentuk kata
- Kegagalan bicara
- Gagap
- Kekurangan dalam artikulasi
- Kerusakan alat artikulasi
IV.
Macam-macam kegagalan bicara
yang ditemukan pada anak-anak.
1.
Umur 2 tahun kesalahan dalam
mengartikan kata-kata, kesulitan dalam mengikuti ucapan, gagal dalam berespon
terhadap suara.
2.
Umur 3 tahun bicara yang tidak
jelas, kegagalan menggunakan 2 atau 3 kata, lebih banyak menggunakan vokal
dibanding konsonan.
3.
Umur 5 tahun struktur kata
tidak benar.
V.
PATOFISIOLOGI
|
|
|
||||||||||||
|
|
|
||||||||||||
VI.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Fokus pengkajian
pada anak 2 – 3 tahun yang mengalami gangguan bicara :
A.
Data Subyektif :
1.
Pada anak yang mengalami
gangguan bahasa :
a.
Umur berapa anak saudara mulai
mengucapkan satu kata ?
b.
Umur berapa anak saudara mulai
bisa menggunakan kata dalam suatu kalimat ?
c.
Apakah anak anda mengalami
kesulitan dalam mempelajari kata baru ?
d.
Apakah anak anda sering
menghilangkan kata-kata dalam kalimat yang diucapkan dalam kalimat yang
diucapkan ?
e.
Siapa yang mengasuh di rumah ?
f.
Bahasa apa yang digunakan bila
berkomunikasi di rumah ?
g.
Apakah pernah diajak
mengucapkan kata-kata.
h.
Apakah anak anda mengalami
kesulitan dalam menyusun kata-kata ?
2.
Pada anak yang mengalami
gangguan bicara :
a.
Apakah anak anda sering gugup
dalam mengulang suatu kata ?
b.
Apakah anak anda sering merasa
cemas atau bingung jika ingin mengungkapkan suatu ide ?
c.
Apakah anda pernah perhatikan
anak anda memejamkan mata, menggoyangkan kepala, atau mengulang suatu frase
jika diberikan kata-kata baru yang sulit diucapkan ?
d.
Apa yang anda lakukan jika hal
di atas ditemukan ?
e.
Apakah anak anda pernah/sering
menghilangkan bunyi dari suatu kata ?
f.
Apakah anak anda sering
menggunakan kata-kata yang salah tetapi mempunyai bunyi yang hampir sama dngan
suatu kata ?
g.
Apakah anda kesulitan dalam
mengerti kata-kata anak anda ?
h.
Apakah orang lain merasa
kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?
i.
Perhatikan riwayat penyakit
yang berhubungan dengan gangguan fungsi SSP seperti infeksi antenatal (Rubbela
syndrome), perinatal (trauma persalinan), post natal (infeksi otak, trauma
kepala, tumor intra kranial, konduksi elektrik otak).
B.
Data Obyektif :
1.
Kemampuan menggunakan kata-kata.
2.
Masalah khusus dalam berbahasa
seperti (menirukan, gagap, hambatan bahasa, malas bicara).
3.
Kemampuan dalam mengaplikasikan
bahasa.
4.
Umur anak.
5.
Kemampuan membuat kalimat.
6.
Kemampuan mempertahankan kontak
mata.
7.
Kehilangan pendengaran
(Kerusakan indra pendengaran).
8.
Gangguan bentuk dan fungsi
artikulasi.
9.
Gangguan fungsi neurologis.
VII.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa
keperawatan yang muncul pada anak yang mengalami gangguan bicara meliputi :
1.
Gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa.
2.
Gangguan komunikasi berhubungan
dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi.
3.
Gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan gangguan pendengaran.
4.
Gangguan komunikasi berhubungan
dengan hambatan bahasa.
5.
Kecemasan orang tua berhubungan
dengan ketidakmampuan anak berkomunikasi.
6.
Gangguan komunikasi berhubungan
dengan kecemasan.
7.
Gangguan komunikasi berhubungan
dengan kurangnya kemampuan memori dan kerusakan sistem saraf pusat.
D.
Rencana Intervensi
Keperawatan
Diagnose
Keperawatan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Gangguan komunikasi
verbal berhubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa
|
-
Lakukan latihan komunikasi
dengan memperhatikan perkembangan
mental anak
-
Lakukan komunikasi secara
komprehensif baik verbal maupun non verbal.
-
Berbicara sambil bermain
dengan alat untuk mempercepat persepsi anak tentang suatu hal.
-
Berikan lebih banyak kata
meskipun anak belum mampu mengucapkan dengan benar.
-
Lakukan sekrening lanjutan
dengan mengggunakan Denver Speech Test.
|
-
Latihan bicara yang sesuai
dengan perkembangan anak akan menghindari ekploatasi yang berakibat penekanan
fungsi mental anak.
-
Komunikasi yang komprehensif
akan memperbanyak jumlah stimulasi yang diterima anak sehingga akan
memperkuat memori anak terhadap suatu kata.
-
Bermain akan menigkatkan daya
tarik anak sehingga frekwensi dan durasi latihan bisa lebih lama.
-
Anak lebih suka mendengarkan
kata-akat dari pada mengucapkan karena biasanya kesulitan dalam mengucapkan.
-
Untuk mengetahui jenis dan
beratnya gangguan serta keterlambatan
dalam berbicara pada anak.
|
Gangguan komunikasi
berhubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi
|
-
Stimulasi bahasa dan latihn
bicara tetap dilakukan sesuai dengan perkembangan mentak anak.
-
Kolaborasi: dengan ahli bedah
untuk perbaikan alat-alat artikulasi.
|
-
Untuk mengindari keter-lambatan perkembangan mental, bahasa
maupun bicara ketika alat artikulasi
sudah bisa diperbaiki.
-
Perbaikan alat-alat
artikulasi hanya bisa dilakukan secara optimal dengan pembedahan.
|
Gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan pendengaran
Gangguan
komunikasi berhubungan dengan hambatan bahasa
|
-
Lakukan latihan komunikasi,
dan stimulasi dini dengan benda-benda atau dengan menggunakan bahasa isyarat
serta biasakan anak melihat artikulasi
orang tua dalam berbicara.
-
Perhatikan kebersihan telinga
anak
-
Kolaborasi dengan rehabilitasi untuk penggunaan alat
bantu dengar.
-
Gunakan bahasa yang sederhana
dan umum digunakan dalam komunikasi sehar-hari.
-
Gunakan verifikasi bahasa
sesuai dengan tingkat kematangan dan pengetahuan anak.
|
-
Agar stimulasi tetap diterima
anak sesuai dengan perlembangan mental anak yang didasarkan atas kemampuan
penerimaan anak terhadap informasi yang diberikan
-
Ganguan pendengaran sering
disebabkan oleh adanya hambatan pendengaran akibat adanya kotoran ditelinga.
-
Alat bantu dengar diharapkan
mampu mengatasi hambatan pendengaran pada telinga anak.
-
Untuk memudahkan
pemahaman menghindari stress dan
kebingungan anak yang akibat bahasa yang berubah-ubah.
-
Difersifikasi bahasa dapat
diberikan jika kemampuan mental anak sudah matang seperti setelah umur 9 tahun, karena perkembangan selsel
otak anak sudah mulai maksimal.
|
Kecemasan orang
tua berhubungan dengan ketidakmampuan anak berbicara
|
-
Gali kebiasaan komunikasi dan
stimulasi orang tua terhadap anak.
-
Berikan penjelasan tentang
kondisi anaknya secara jelas, serta kemungkinan penanganan lanjutan, prognose
serta lamanya tindakan atau pengobatan.
|
-
Untuk dapat menggali
efektivitas dan kemampuan serta usaha yang telah dilakukan oleh orang
tua, untuk mengindari overlaping
tindakan yang berakibat orang tua menjadi bosan.
-
Pengikutsertaan keluarga
terhadap perawatan anak secara langsung
akan mampu mengurangi tingat kecemasan orang tua terhadap keadaan
anaknya.
|
Gangguan
komunikasi berhubungan dengan kecemasan
|
-
Hindari bicara pada saat
kondisi bising.
-
Lakukan komunikasi dengan
posisi lawan bicara setinggi badan
anak.
-
Lakukan latihan bicara sambil
bermain dengan mainan kesukaan anak.
|
-
Komunikasi tidak efektif
sehingga anak menjadi irritabel.
-
Untuk meningkatkan pandangan
mata dan efektivitas komunikasi sehingga anak merasa lebih nyaman.
-
Agar anak lebih tertarik dan
tidak lekas bosan.
|
Gangguan komunikasi berhubungan dengan kurangnya kemampuan memori
dan kerusakan sistem saraf pusat.
|
-
Lakukan observasi dan
pemeriksaan fisik neurologi secara mendetail.
-
Kolaborasi pemeriksaan EEG
|
-
Untuk mengetahui kemungkinan
posisi kelainan dalam otak.
-
Untuk mengetahui kemungkinan
kelainan pada SSP anak.
|
ASUHAN
KEPERAWATAN
anak
pra sekolah dengan gangguan bicara di poli tumbuh kembang rsud dr soetomo
surabaya
I.
Pengkajian
Tanggal masuk : 29 juli 2002
Ruang : Poliklinik tumbuh –
kembang anak
Pengkajian : 29 juli 2002 jam 11.00
No.Register Medik :
.1
Identitas
Nama Klien : An. Ilham Sadewo Nama Orang Tua :
Tn. Moh.Najib
Tgl Lahir/umur: 26
Agustus 1998 / 3,9 thn Umur : 30 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :
Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : - pendidikan : SLTA
Pekerjaan : - Pekerjaan : Swasta
Alamat : -Krembangan
bakti/Surabaya
.2
Alasan datang ke rumah sakit
Anak sudah umur 2
tahun belum bisa bicara. Dan pada umur 3 tahun 9 bulan saat ini anak baru bisa
mengucapkan kata : “mama” “papa”
.3
Riwayat Penyakit Sekarang
Anak belum bisa
bicara, hanya bisa mengucapkan kata
“mama” “papa” . lain-lain tidak bisa.Menyebut nama benda tidak bisa.
Kalau dipanggil atau ada bunyi suara, anak tidak berespon terhadap sumber
bunyi. Saat ini anak bisa berlari,berjalan, menendang bola, menggosok gigi
dengan bantuan, berpakaian dengan bantuan, dan menggambar.
.4
Riwayat Kehamilan
Selama kehamilan
ibu tidak pernah menderita penyakit, Ibu tidak menderita penyakit demam,
campak, atau perdarahan serta mules yang berlebihan. Ibu juga tidak pernah
mengalami trauma fisik selama kehamilan.
Selama kehamilan
ibu selalu memeriksakan dirinya ke Puskesmas dan mendapatkan obat tambah darah.
Ibu tidak pernah dianjurkan oleh petugas kesehatan untuk menjalani pengobatan
khusus selama hamil. Ibu tidak mengkonsumsi jamu atau obat-obatan selama hamil
kecuali yang didapatkan dari Puskesmas.
.5
Riwayat Persalinan
Persalinan spontan
di rumah sakit ditolong oleh dokter, Bayi menangis spontan, tidak ada biru.
Berat badan lahir 4000 gram, Panjang badan tidak diketahui (+ 45 – 50
Cm). Berat placenta tidak diketahui.
.6
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Menurut ibu waktu
lahir kepala anak membesar tetapi setelah di periksa dokter dan di periksa
dokter dan di foto kesimpulan dokter tidak apa-apa. Anak tidak pernah jatuh
dari tempat tidur atau mengalami trauma serius.
.7
Riwayat Penyakit Keluarga
Orang tua tidak
ada yang menderita penyakit jantung, paru, penyakit kencing manis, penyakit
gondok atau penyakit kronis lainnya. Dari keluarga tidak ada riwayat keturunan
yang mengalami Epilepsi atau menderita penyakit seperti klien.
.8
Riwayat Perkembangan
Kemampuan untuk :
- tersenyum :1
bulan
- Menggerakkan kepala :
1 bulan
- Mengangkat kepala 45O :
2 bulan
- Mengangkat kepala 90O
:3 bulan
- Telungkup
:1 ½ bulan
- Mengambil mainan : usia 5 bulan
- Duduk dengan bantuan tangan :6 bulan
- Berdiri :
umur 8 bulan
- Berjalan :
umur 2 tahun
- Umur 2 tahun belum bisa mengucapkan kata, pada umur 3 tahun 9
bulan baru bisa mengucapkan kata mama dan papa.
.9
POLA – POLA KESEHATAN
- Pola Manajemen Kesehatan
Anak biasanya dibawa ke
Puskesmas atau ke rumah sakit bila mengalami sakit.
- Pola Kebutuhan Nutrisi
Anak mendapatkan minuman ASI mulai umur O bulan hingga umur satu
tahun. Anak mendapatkan makanan selain ASI mulai umur 3 bulan (diberi pisang
dan bubur). Umur 15 bulan baru mendapatkan nasi biasa. Ibu memberikan makanan
nasi biasa tiga kali sehari dengan lauk sama dengan keluarga. Lauk tersering
adalah tempe, tahu dan krupuk.
- Pola Eliminasi
Jika klien b.a.b atau b.a.k klien masih mengompol. Klien belum
pernah diajari untuk berak (toilet training). Saat ini klien b.a.b kurang lebih
sehari sekali, konsistensi biasa dan b.a.k kurang lebih 4-6 kali sehari.
- Pola Aktivitas Latihan
Anak biasanya diajak ibunya untuk berjalan disekitar rumah dengan
digendong dan sejak sekitar dua bulan yang lalu ibunya melatih anaknya.
Frekuensi latihan tidak pasti (sekitar 2-3 kali seminggu). Lama latihan sekitar
5- 10 menit. Untuk belajar bicara atau mengucapkan kata atau kalimat sudah
dicoba oleh keluarga tetapi anak tetap tidak bisa bicara. Saat pemeriksaan ibu
tampak cemas dari ekspresi non verbalnya. Ibu banyak bertanya tentang kemampuan
bicara anaknya, ibu mengatakan cemas dengan masa depan anaknya bila tidak
sembuh dan ingin langsung penanganan anaknya oleh dokter ahli.
- Pola Isitirahat – Tidur
Klien biasanya tidur siang dari pukul 11.00- 15.00 WIB dan malam
hari dari pukul 19.30 – 06.00 WIB. Klien tidak sering terbangun saat tidur.
.10 Pemeriksaan Fisik
Kesadaran :
Composmentis
Nadi : 96
X/menit
Pernafasan : 24X/
menit
Suhu tubuh : 36,8O
C
Panjang Badan : 104 Cm
Berat Badan : 13 Kg
Kulit :
Tidak terdapat
lesi, hiper/hipopigmentasi tidak ada, cyanosis tidak ada, icterus tidak ada,
tumor dan oedema tidak ditemukan.
Kepala :
Penyebaran,
lingkar kepala 54 Cm, bentuk kepala simetris, rambut merata, sutura dan
fontanella menutup. Tidak terdapat tumor. Break vase sign tidak ditemukan.
Mata :
Posisi
simetris,sunset sign tidak ditemukan, kornea jernih, iris simetris ukuran 10
mm, reflek pupil pisitif simetris,
conjungtiva ananemis, sclera anicteric, hifema tidak ditemukan, ptosis,
nigtagmus tidak ditemukan. Koordinasi gerak bola mata simetris dan mampu
mengikuti pergerakan benda. Visus tidak diketahui.
Hidung :
Simetris, bersih,
Conchae tidak membesar, tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga :
Simetris, bersih,
tidak ada tanda radang telinga/mastoid. Membrana timphani utuh. Refleks
terhadap suara atau bunyi kurang.
Mulut :
Bibir tidak
cyanosis, mukosa mulut lembab, bibir tremor tidak ditemukan, tonsil tidak
membesar, oropharing tidak hiperemis. Kemampuan bicara kurang, suara tidak
jelas, tangisan kuat. Tidak dapat mengikuti suara satu suku kata.
Leher :
Tidak terdapat
pembesaran kelenjar thiroid dan kelenjar submandibular. Tidak ditemukan
distensi vena jugularis.
Dada :
Lingkar dada 51
Cm, bentuk simetris, trhill apex tidak ditemukan, gerak dada simetris, focal
fremitus simetris. Tidak ditemukan pekak abnormal, Suara napas lapang paru
vesikuler tanpa wheezing dan ronchii. Suara jantung S1S2 tanpa split/ suara
jantung tambahan.
Perut :
Bentuk simetris,
tidak ditemukan massa, kulit supel, distensi vena abdominal tidak ditemukan,
nyeri tekan tidak terindikasi, Bising usus tidak meningkat, abdominal bruits
tidak ditemukan, Tidak ditemukan
pembesaran limfe / hepar.
Ekstremitas
Lingkar lengan
kiri 14 Cm, bentuk simetris tanpa ada lesi/bekas lesi. Tidak ditemukan deformitas, krepitasi,
artikulasi sendi patella – femur kaku,
Artikulasi sendi tangan tidak kaku.
Genital
Testis sudah
turun, simetris, tidak terdapat pembesaran abnormal, tidak terdapat fimosis.
.11 Tes tumbuh kembang
berdasar DDST menurut umur 3 tahun 9 bulan
Hubungan
sosial : Sudah dappat mengambil makan, menggosok gigi dengan bantuan,
berpakaian dengan bantuan.
Motorik
halus : Dapat memilih garis yang lebih panjang, dapat mencontoh dan menggambar
di kertas.
Bahasa :
Hanya bisa mengucapkan kata “mama”, “papa”dan tidak bisa menyebut empat warna.
Motorik
kasar : Dapat berdiri, berjalan dan berlari. Dapat menendang bola dan dapat
berdiri dengan satu kaki lebih dari satu detik.
Pemeriksaan
Penunjang : Sedang dianjurkan
untuk dilakukan keluarga.
Diagnosa Medik : Speech
Delayed
Analisa Data
Data
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
DS (allo) :
-
Usia anak 3 tahun 9 bulan
-
Keluarga mengatakan anak Pada
umur 2 tahun belum dapat mengucapkan kata dan pada umur 3 tahun 9 bulan baru
bisa mengucapkan kata mama dan papa, serta tidak bisa mengucapkan kata-kata
yang lain seperti empat warna.
DO :
-
Anak rewel
-
Anak tidak pernah menjawab
bila ditanya, ada bunyi atau suara anak tidak berespon ke sumber bunyi.
Reflek
pendengaran terhadap bunyi atau suara kurang.
|
Menurunnya
fungsi pendengaran
|
Kerusakan
komunikasi verbal
|
DS (allo) :
-
Ibu menanyakan apakah
kemampuan bicara anaknya dapat kembali normal.
-
Ibu mengatakan cemas dengan
masa depan anaknya bila tidak bisa sembuh.
DO :
-
Ekspresi non verbal ibu tampak cemas dengan
kondisi anaknya.
|
Kurang
pengetahuan tentang gangguan perkembangan bicara yang dialami anaknya.
|
Cemas
|
II.
Diagnosa keperawatan
- Gangguan perkembangan bicara : kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan menurunnya fungsi pendengaran pada anak.
- Cemas pada keluarga ( ibu ) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang gangguan perkembangan bicara yang dialami anaknya.
III. Planing
- Gangguan perkembangan bicara : kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan menurunnya fungsi pendengaran pada anak.
Goal : Dalam waktu 6 bulan kemampuan komunikasi verbal anak akan
kembali normal.
Kriteria : Anak dapat mengucapkan kata-kata kurang lebih 1500 – 2100
kosa kata dan dapat berbicara 4 hingga 5
kalimat dengan jelas dan memiliki arti.
Tindakan :
1. Kaji tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dengan DDST.
R/ : Mengetahui kesesuaian tugas perkembangan yang dicapai anak
dengan tugas-tugas yang seharusnya sudah tercapai sesuai perkembangan usianya.
2. Ukur : TB, BB, Lingkar kepala, Lingkar dada dan lingkar lengan.
R/ : Gambaran dari status gizi anak yang berpengaruh terhadap proses
tumbuh kembang anak dan ukuran kepala anak dapat memberi gambaran dari
perkembangan dari sel-sel otak.Anak usia lebih dari 2 tahun lingkar kepala
sedikit lebih kecil dari lingkar dada.
3.Ajarkan orang tua untuk sementara tetap melatih anak untuk
berkomunikasi secara verbal dan juga bisa menggunakan alternatif komunikasi non
verbal yang lebih sering dan efektif, misalnya menulis pesan di kertas yang
mudah dimengerti.
R/ : Penggunaan teknik komunikasi yang efektif akan menghasilkan
penyampaian pesan yang mudah dimengerti dan sebagai stimulasi terhadap otak
sehingga terjadi suatu memori. Latihan bicara yang sesuai dengan perkembangan
anak akan menghindari eksplorasi yang berakibat penekanan fungsi mental anak.
4. Anjurkan ibu/keluarga untuk selalu mengajak anak berkomunikasi di
rumah
atau ajak bermain ke tetangga.
R/ Keikutsertaan keluarga atau lingkungan sosial secara langsung
akan banyak membantu perkembangan bicara anak.
2. Cemas pada keluarga ( ibu ) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang gangguan perkembangan bicara yang dialami anaknya.
Goal : Dalam waktu 1 jam, orang tua ( ibu ) dapat menerima keadaan
putranya.
Kriteria : Ibu tidak tampak cemas, ibu dapat menguraikan hal-hal
yang positip yang dapat dikembangkan yang berkaitan dengan keadaan anaknya
seperti mau melatih anaknya dirumah, mengajak anak bermain, setuju untuk
melakukan suatu pemeriksaan yang lengkap yang dianjurkan pihak medis dalam
penanganan masalah kemampuan bicara anaknya.
Intervensi :
a.
Terangkan bahwa anak mengalami
keterlambatan perkembangan bicara dan dapat di perbaiki secara maksimal dalam
batas waktu tertentu dengan usaha yang keras.
R/ Peningkatan pemahaman dan kesadaran orangtua untuk bisa menerima
keadaan anaknya dan menggali koping yang positip terhadap kemampuan yang ada
pada anaknya.
b.
Dorong keluarga untuk mau
melakukan pemeriksan yang lengkap terhadap gangguan perkembangan bicara yang di
alami anaknya.
R/ Membantu di dalam proses penegakan penyebab gangguan yang lebih
pasti dan mempercepat proses penanganan yang lebih cepat dan tepat.
c.
Support keluarga dalam melakukan stimulasi
pada anak
R/ :
Meningkatkan harapan dan kemauan keluarga dalam melakukan stimulasi.
d.
Kuatkan koping keluarga dalam
menerima kondisi anak.
R/ Meningkatkan penerimaan
keluarga terhadap kondisi anak.
IV. IMPLEMENTASI
Tanggal 29 juli
2002 jam 11.00
- Mengukur : nadi : 96 x/menit, RR : 24x/menit, suhu : 36,8oC.
- Mengukur PB : 104 cm, BB : 13 kg, LK : 54 cm, L D : 51 cm, LL : 14 cm
- Mengisi lembar DDST
- Mengisi kurva TB/BB
- Mengisi kurva lingkar kepala
- Menjelaskan tentang perkembangan anak yang harus sudah dilalui untuk anak usia 3 tahun 9 bulan.
- Memberikan penjelasan tentang perkembangan anaknya dan program pemeriksaan selanjutnya yang telah dianjurkan dokter.
- Melatih anak untuk mengucapkan kata sederhana ( “mama” “papa” ).
- Menganjurkan ibu untuk selalu melatih anak bicara dan memancing anak untuk menyebut benda atau warna yang diinginkan.
- Mendiskusikan upaya orang tua melatih anak berkomunikasi : ibu selalu mengajarkan anak menyebut benda di rumah.
- Menyarankan ibu untuk sabar dan rajin dalam melakukan pemeriksaan dan pengobatan terhadap anaknya.
V.
Evaluasi
Tanggal 29 juli
jam 13.00 untuk diagnosa keperawatan no. 1.
S : -
O : Anak lebih
banyak rewel, tidak respon terhadap bunyi atau suara.
A : Masalah belum
teratasi
P : Dorong orang
tua untuk terus melatih anaknya dirumah baik secara verbal atau dengan
alternatif lain seperti menggambar, menulis pesan di kertas dengan mudah di
mengerti dan kontrol anak yang teratur ke poli anak.
Tanggal 29 juli
jam 13.00 untuk diagnosa keperawatan no. 2.
S : Ibu
mengungkapkan mengerti keadaan anaknya, ibu mengungkapkan akan selalu melatih
kemampuan bicara anaknya dan akan membawa anaknya ke dokter ahli untuk
pengobatan lanjutan.
O : Ibu tampak
tenang.
A : Ibu mulai
menerima dan mengerti apa yang harus dilakukan demi perkembangan anaknya.
P : Anjurkan ibu
untuk tetap sabar di dalam penanganan anaknya.
R/ :
Meningkatkan harapan dan kemauan keluarga dalam melakukan stimulasi
|
Kegiatan
|
Evaluasi
|
DS (allo) :
-
Usia anak 4 tahun
-
Keluarga mengatakan anak Pada
umur 2 tahun belum dapat bicara dan pada umur 4 tahun baru bisa bicara mama
dan papa.
DO :
-
Anak rewel
Anak mengalami
keterlambatan bicara. Umur anak 4 tahun tetapi baru bisa mengatakan dua suku
kata.
|
- Menganjurkan kepada keluarga untuk melakukan stimulasi fisik baik
aktif maupun pasif
- Menerangkan Pertum-buhan dan perkemba-ngan Fisik Fisiologis pada
keluarga
- Anjurkan keluarga untuk
melakukan pemeriksaan lengkap sesuai dengan anjuran dokter untuk memastikan
kelainan bicara pada anak disebabkan oleh faktor apa, sehingga memudahkan
dalam pemelihan penanganan.
- Stimulasi anak untuk bermain sesuai dengan tahapan perkembangan
anak dan ajak anak bergaul dengan
teman atau tetangga.
|
-
S : - Keluarga menya-takan
akan melatih anak lebih sering de-ngan teknik aktif dan pasif.
-
Keluarga menanyakan kondisi
fisik pada anaknya
O : - Keluarga mengang-guk saat dianjurkan untuk
melakukan kom-pres panas dingin
A: Masalah teratasi sebagian
P: Implementasi di rumah
|
Diagnosa II : Resiko
tinggi cidera b.d gangguan pendengaran dan mobilitas, keseimbangan dan gerakan
tidak stabil
Data
|
Kegiatan
|
Evaluasi
|
DS (allo) :
-
Usia anak 22 bulan
-
Anak belum mampu me-ngucapkan
kata-kata
-
Anak belum dapat duduk dan
merangkak
DO :
-
Blink refleks negatif
-
Anak tidak dapat duduk
sendiri, duduk dengan posisi tidak tetap/stabil, kepala selalu terjatuh
kedepan
-
Anak belum dapat merangkak
|
-
Menerangkan pada keluarga
adanya resiko cidera pada anak dan resiko semakin parah-nya penyakit akibat
cidera
-
Menganjurkan pada keluarga
untuk mem-buatkan pengaman bagi anak untuk tempat bermain, berlatih dan
tempat tidur
-
Menganjurkan pada keluarga
untuk tidak menempatkan barang berbahaya didekat anak
-
Menganjurkan keluarga untuk
mengawasi akti-vitas anak
|
S : Menyebutkan kembali resiko cidera pada anak,
mengatakan su-dah membuatkan peng-aman tempat tidur, menyatakan akan membuat
pengaman bagi tempat bermain dan akan memperha-tikan kondisi kebersih-an dan
keamanan tem-pat anak. Mengatakan bahwa anaknya menda-patkan perhatian dan
diawasi penuh oleh ibunya
O : -
A : Masalah teratasi sebagian
P : Implementasi di rumah
|
Diagnosa III : Kurangnya
Pengetahuan keluarga tentang perawatan anak b.d kurang informasi
Data
|
Kegiatan
|
Respon
|
DS : (Allo)
-
Keluarga menanyakan bagaimana
kesembuhan anaknya
-
Keluarga menanyakan program
pengobatan yang harus dijalankan
-
Ibu menyatakan anaknya
dilatih berdiri dan berjalan
Keluarga
mengatakan tidak ada yang memberitahu cara perawatan anak yang baik
|
-
Menerangkan tingkat
ke-sembuhan yang mung-kin dicapai oleh anak
-
membuat rencana ber-sama
dengan keluarga untuk pengembangan kemampuan anak
-
Mensupport keluarga dalam
melakukan stimulasi pada anak
-
Kuatkan koping kelu-arga
dalam menerima kondisi anak
|
S : Mengatakan
akan menerima anak dan merawat anak, Menya-takan akan melaksanakan perawatan
sesuai rencana yang dibuat.
O : Tampak diam
A : Masalah
teratasi sebagian
P : Implementasi
kegiatan di rumah
|
Diagnosa IV : Gangguan
pemenuhan nutrisi b.d asupan nutrisi yang relatif kurang
Data
|
Kegiatan
|
Respon
|
DS (allo)
-
Ibu memberi makan 3 kali
sehari, jenis makanan nasi
-
Lauk biasanya sama dengan
keluarga
-
Anak kurang mau makan
DO :
-
Berat badan 7,8 kg (ideal
12,2 kg)
Lingkar lengan
kiri 12 Cm
|
-
Terangkan pentingnya nutrisi
bagi optima-lisasi pertumbuhan perkembangan anak
-
Buat rencana bersama keluarga untuk pembe-rian makanan di rumah
-
Anjurkan pada kelu-arga untuk
memerik-sakan status kesehatan dan gizi secara berkala
|
S; Menyatakan
akan lebioh memperhatikan makanan anak di rumah
O;: -
A; Masalah
teratasi sebagaian
P : Implementasi
kegiatan di rumah
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar