Rabu, 12 September 2012
MAKALAH NYERI
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pengertian nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
Setiap orang, apalagi lansia lansia, tentu pernah merasakan nyeri selama perjalanan hidupnya. Perasaan nyeri ini kualitas dan kuantitasnya berbeda dari satu orang ke orang lain, tergantung dari tempat nyeri,waktu,, penyebab lain. Pada lansia rasa nyeri ini sudah menurun, sehinggga keluhan akan berkuran, karena kepekaan sarafnya sudah mulai berkurang bahkan sampai hilang sama sekali. Karena berkurangnya rasa nyeri inilah maka diagnosis nyeri pada lansia seringkali sulit atau bahkan kabur untuk dapat menentukan tempat/daerah asal nyeri (Warfielfs, 1991 : Park and Fulton, 1991).
Riwayat pengobatan nyeri sudah dapat ditemukan di zaman Babilonia, papyrus Mesir dan dokumen-dokumen zaman Persia dan Troy. Untuk mengobati rasa nyeri, di zaman primitive dilakukan dengan cara sangat sederhana tetapi cukup efektif, misalnya dengan penekanan atau direndam air dingin dari sungai. Pda zaman dulu nyeri dianggap sebagai hukuman dari Tuhan. Oleh karena itu istilah pain berasal dari bahasa Latin poena yang berarti hukuman. Pyramid dibangun untukmemuja Tuhan sebagai bagian dari upacara pemujaan untuk korban sebagai pengobatan pada rasa nyeri.
Pada tahun 2600 sebelum Kristus, di daratan China dikenal istilah yin dan yang yaitu dua kekuatan yang saling bertentangan, yang dipersatukan oleh kekuatan yang membantu energy vital (chi) untuksirkulasi. Keadaan yang tidak seimbang dari kedua kekutan tersebut akan menyebabkan rasa nyeri. Akupuntur akan memperbaiki ketidakseimbangan itu dan menyembuhkan rasa nyeri. Tata cara pengobatan Cina kuno juga dilakukan dengan cara diet, pijat atau membakar setiap ramuan dari tumbuh-tumbuhan (moksisbusi). Pada zaman Mesir kuno dipercaya bahwa nyeri disebabkanoleh spirit (roh) dari kematian, yang masuk ke badan melalui hidung atau telinga dalam suasana gelap. Karena itu untuk mengeluarkan nyeri tersebut dilakuakan dengan jalan mengusahakan muntah-muntah, kencing, bersin, atau keringat. Juga dengan cara lain yaitu meletakkan ikan listrik atau sungai nil di atas nyeri tersebut. Hal ini serupa dengan terapi yang dilakukan saat ini, yaitu stimulasi listrik trans-cutaneus yang menyebabkan naiknya opium dalam darah (endorphin)
BAB II
PEMBAHASAN
NYERI KRONIS
A. PENGERTIAN NYERI KRONIS
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode tertentu yang dipicu oleh kerusakan saraf, berlangsung lama, intensitas bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan. Nyeri ini disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol, karena pengobatan kanker tersebut atau karena gangguan progresif lain. Nyeri ini bisa berlangsung terus sampai kematian. Pada nyeri kronik, tenaga kesehatan tidak seagresif pada nyeri akut. Klien yang mengalami nyeri kronik akan mengalami periode remisi (gejala hilang sebagian atau keseluruhan) dan eksaserbasi (keparahan meningkat).
Nyeri ini biasanya tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Pada sisi yang lain, dapat pula merupakan akibat kelainan akut yang meninggalkan kerusakan jaringan sisa, seperti yang terjadi pada neuralgia post-herpetik dan pasca trauma. Nyeri kronik dapat muncul sebagai akibat perubahan degeneratif pada sendi ekstremitas dan tulang belakang.
Sifat nyeri kronik yang tidak dapat diprediksi membuat klien menjadi frustasi dan seringkali mengarah pada depresi psikologis. Individu yang mengalami nyeri kronik akan timbul perasaan yan gtidak aman, karena ia tidak pernah tahu apa yang akan dirasakannya dari hari ke hari.
Karakteristik nyeri kronik
• Nyeri kronik seringkali dikenal oleh penderitanya sebagai nyeri ’tanpa guna’ karena tidak tampak melayani tujuan yang jelas sebagai peringatan terhadap bahaya.
• Nyeri kronik mempunyai sifat dan intensitas yang bermacam-macam.
• Keluhan nyeri dapat tidak sesuai dengan kelainan yang mendasarinya.
• Kerusakan akibat nyeri kronik yang paling sering terjadi adalah masalah psikologis dan sosial.
• Faktor psikologis, kecemasan, marah, dan depresi secara khusus, menambah beratnya nyeri dan toleransi terhadap nyeri tersebut berkurang pula.
• Ketergantungan terhadap bermacam-macam obat analgesik dapat terjadi.
Arti keadaan penderita yang menyebabkan nyeri, strategi penanggulangan nyeri yang mereka gunakan dan perubahan suasana hati yang mereka rasakan, kesemuanya dapat mempengaruhi pola dan beratnya nyeri kronik (tabel). Membantu pasien untuk mengatasi rasa nyerinya dengan memperkuat strategi positif dan dengan memberikan mereka keyakinan bahwa mereka akan dapat mengendalikan nyeri yang mereka rasakan, adalah aspek penting dalam manajemen nyeri kronik . Dengan keterangan tentang arti keadaan yang mendasari, pada beberapa pasien yang didiagnosis kanker akan mengalami kecemasan, ketakutan dan depresi. Pada sisi lain dari aspek fisis penyakit, untuk itu, menyertakan kebutuhan emosional dan spiritual yang merupakan aspek utama manajemen nyeri kanker. Pada kanker terdapat kecenderungan untuk mengakhiri hidup, namun pasien seringkali mempunyai kecenderungan yang lain yaitu termasuk kehilangan daya kekuatan dan perubahan kehidupan keluarga dan sosial serta perubahan lain yang berpotensi merusak kehidupan mereka.berdasarkan waktu terjadinya:
1.Nyeri Neuropatik Akut
Nyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika,
Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
2.Nyeri Neuropatik Kronik
Nyeri yang dialami lebih dari 3 bulan Nyeri neuropatik kronis juga dibedakan menjadi:
a.Malignan (nyeri keganasan, post operasi, post radioterapi,
postchemoterapi)
b.Non Malignan (neuropati diabetika, Carpal Tunnel Syndrome, neuropati toksis, avulsi pleksus, trauma medula spinalis, neuralgia post herpes)
B. INTENSITAS NYERI KRONIS
Intensitas nyeriSadalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :
1)skalaintensitasnyerideskritif
2) Skala identitas nyeri numerik
3) Skala analog visual
4) Skala nyeri menurut bourbanis
C. GEJALA DAN TANDA YERI KRONIS
1. Nyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa terbakar, geli (tingling), menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya.
2. Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali(mis. tajam menjadi tumpul).
3. Gejala kadang bersifat nonspesifik.
4. Nyeri kronis dapat mencetuskan hipertensi, takikardi, midriasis → tapi tidak bersifat diagnostik.
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI KRONIS
1) Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
2) Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).
3) Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.
4) Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan bagaimana mengatasinya.
5) Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
6) Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas.
7) Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.
8) Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.
9) Support keluarga dan sosial
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergagantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan
E. PROSES TERJADINYA NYERI KRONIS
Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan hampir pada setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem Serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Ad bermielin halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik.
Serabut Ad berperan dalam menghantarkan "Nyeri cepat" dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajam dan terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan "nyeri Lambat" dan menghasilkan persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak.
Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini ke nukleus posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini impuls diteruskan ke gyrus post sentral dari korteks otak.
F. PENYEBAB NYERI KRONIS
1. ketidakmampunan fisik
2. ketidakmampuan psikologis
3. penyakit-penyakit aktif dan progresif, misalnya kanker, artritis reumatoid atau penyakit Crohn pada usus besar.
4. Syaraf rusak
G. HAL MENIMBULKAN KAMBUHNYA NYERI KRONIS
Bila nyeri kronik yang sudah berlangsung lama yang diakibatkan cedera atau gerakan yang berlebihan, sebaiknya hindari penggunaan pereda nyeri terus menerus. Agar bisa terhindar dari ketergantungan terhadap pereda nyeri, beberapa timbulnya atau terjadinya nyeri kronik.
1.Rasamarah
Menyimpan rasa marah ternyata bisa menyebabkan timbulnya perasaan nyeri pada punggung. Dalam penelitian, orang-orang yang memilih untuk memendam rasa marahnya mengalami tekanan lebih pada otot-otot di sepanjang tulang belakang.
2. Sikap tubuh yang salah
Penggunaan komputer yang terlalu lama tanpa diimbangi sikap tubuh yang benar bisa menyebabkan nyeri. Meski duduk diam bukan sebuah aktivitas fisik yang mengerahkan tenaga, ternyata sikap statis dalam waktu lama akan mengganggu aliran darah dan kelenjar getah bening sehingga otot menjadi tegang dan kaku.
3.Si ponsel pintar
Berkat si ponsel pintar, kini kita semakin mudah terhubung dengan teman dan mencari informasi terbaru. Namun, ponsel pintar ini ternyata juga menjadi biang keladi rasa nyeri. Hal ini terutama jika Anda terbiasa "memegang" ponsel dengan cara menjepitnya di antara pundak dan telinga sehingga kedua tangan bebas melakukan pekerjaan lain.
Dalam jangka panjang, kebiasaan tersebut akan menyebabkan ketegangan pada bagian leher, pundak, bahkan pergelangan tangan. Siasati dengan menggunakan earphone jika Anda berniatn gobrol dalam waktu agak lama.
4.Berpikir buruk
Catasthorphing, atau meyakini situasinya lebih buruk dari kenyataan bukan hanya menambah rasa stres tapi juga menganggu kemampuan seseorang untuk menghadapi keseharian.
Berbagai studi telah mengaitkan catastrophizing dengan meningkatnya persepsi akan rasa nyeri.
Emosi dan nyeri diproses dalam area otak yang sama. Sehingga jika kita stres atau cemas, secara alami kita juga akan merasakan nyeri fisik," kata Andrew Bertagnolli, anggota dewan kepala American Chronic Pain Association.
5. Kurang tidur
Tubuh kita menghasilkan hormon pertumbuhan saat kita sedang tidur. Hormon ini diperlukan jaringan tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak sekaligus mengatasi rasa nyeri. Karena itu orang yang menderita insomnia beresiko tiga kali lipat menderita nyeri kronik.
.
H. MEKANISME NYERI KRONIS
Nyeri merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh untuk melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan di tubuh. Mekanisme nyeri adalah sebagai berikut rangsangan diterima oleh reseptor nyeri, di ubah dalam bentuk impuls yang di hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di kembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri.
Rangsangan yang diterima oleh reseptor nyeri dapat berasal dari berbagai faktor dan dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Rangsangan Mekanik : Nyeri yang di sebabkan karena pengaruh mekanik seperti tekanan, tusukan jarum, irisan pisau dan lain-lain.
2. Rangsangan Termal : Nyeri yang disebabkan karena pengaruh suhu, Rata-rata manusia akan merasakan nyeri jika menerima panas diatas 450 C, dimana mulai pada suhu tersebut jaringan akan mengalami kerusakan
3. Rangsangan Kimia : Jaringan yang mengalami kerusakan akan membebaskan zat yang di sebut mediator yang dapat berikatan dengan reseptor nyeri antaralain: bradikinin, serotonin, histamin, asetilkolin dan prostaglandin. Bradikinin merupakan zat yang paling berperan dalam menimbulkan nyeri karena kerusakan jaringan. Zat kimia lain yang berperan dalam menimbulkan nyeri adalah asam, enzim proteolitik, Zat P dan ion K+ (ion K positif ).
Sakit kronis
sakit kronis terus berlanjut meskipun fakta bahwa luka telah sembuh. Nyeri sinyal tetap aktif dalam sistem saraf selama berminggu-minggu, bulan, atau tahun. efek fisik termasuk otot tegang, mobilitas terbatas, kekurangan energi, dan perubahan selera. efek emosional rasa sakit kronis termasuk depresi , kemarahan, kecemasan , dan ketakutan akan kembali cedera. Seperti ketakutan dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk kembali ke aktivitas kerja atau normal liburan.
Common keluhan sakit kronis meliputi:
• Sakit kepala
• Rendah sakit punggung
• Nyeri kanker
• Arthritis sakit
• Neurogenik pain (sakit akibat dari kerusakan saraf)
• Psikogenik pain (sakit bukan karena penyakit masa lalu atau luka atau tanda yang terlihat kerusakan di dalam)
Sakit kronis mungkin berasal dengan awal trauma / cedera atau infeksi, atau mungkin ada penyebab yang berkelanjutan rasa sakit. Namun, beberapa orang menderita sakit kronis pada tidak adanya luka masa lalu atau bukti kerusakan tubuh.
FDA mengatakan:
Jenis-jenis sakit kronis termasuk nyeri punggung, sakit kepala, artritis, nyeri kanker, dan nyeri neuropatik, yang hasil dari cedera saraf. sakit kronis berjalan dan terus - selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Terlepas dari jenis nyeri kronis, efek fisik dan emosional dapat menghancurkan.
I. PENGOBATAN NYERI KRONIS
1. Olahraga
Olahraga Dapat Menyembuhkan Nyeri Otot Kronis, Olahraga dapat menjadi salah satu jalan terbaik untuk menangani nyeri otot. keuntungan berolahraga:
1) Mendorong tubuh anda untuk melepaskan endorpin.
Senyawaini menghambat sinyal nyeri ke otak anda. Endorpin juga mengurangi kecemasan dan depresi – kondisi yang dapat membuat nyeri kronis lebih sulit untuk dikontrol. “Endorpin adalah obat nyeri otot alami dari tubuh” Kata dr. Lawkowski. ” Endorpin memiliki potensi untuk menyembuhkan nyeri sekuat obat rasa sakit, seperti morfin.
2) Membantu dalam membangun kekuatan tubuh.
Semakin kuat otot anda, tulang anda semakin padat dan jaringan ikat anda semakin liat.
3) Meningkatkan fleksibilitas anda.
Sendi akan dapat bergerak dengan jarak yang penuh dalam pergerakan dan mengurangi kekakuan, ngilu dan nyeri.
4) Meningkatkan kualitas tidur anda.
Olahraga teratur dapat menurunkan hormon stress anda, yang menghasilkan kualitas tidur yang lebih baik.
5) Menaikkan level energy anda.
Olahraga teratur dapat memberikan energi lebih yang berguna untuk menghadapi nyeri kronis dengan baik. Membantu anda dalam menjaga berat tubuh ideal. Olahraga membakar kalori, yang dapat membantu anda menurunkan berat badan. Hal tersebut akan mengurangi tekanan pada sendi ? jalan lain mengurangi nyeri otot kronis.
6) Memperbaiki mood anda.
Olahraga meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otot anda yang meningkatkan seluruh mood baik anda. Tampak baik dan merasa baik dapat meningkatkan kepercayaan diri dan citra diri yang baik.
7) Menjaga jantung dan aliran darah anda.
Olahraga menurunkan resiko tekanan darah tinggi, diabetes, serangan jantung dan stroke.
2. Radiofrekuensi
Apa itu Radioffrekuensi
Radio frekuensi adalah energi listrik dengan cirri khusus. Listrik yang kita pakai sehari-hari dirumah memakai frekuensi 50/detik. Sedang untuk radiofrekuensi, frekuensi yagn dipakai lebih tinggi yaitu 500.000/detik. Radiofrekuensi ini sudah lebih dari 30 tahun dipakai untuk menagani nyeri.
Pada pulsed radiofrequency arus listrik yang dilewatkan jarum khusus tidak dipakai terus menerus, melainkan berupa burst pendek dua kali perdetik sehingga ada waktu jeda untuk mencegah terjadi panas berlebihan. Dengan teknik ini pada ujung jarum akan timbul medan electromagnet yang sama sekali tidak merusak syaraf. Karena pengaruh medan elektro magnet ini perilaku syaraf berubah sehingga tidak dapat menghantarkan nyeri.
3. Antidepresan
Nyeri kronik sering kali didapatkan bentuk campuran dengan depresi klinik, yang mungkin timbul sekunder akibat nyeri yang menetap yang sering kali mengakibatkan imobilitas dan ketegantungan. Depresi dapat diterapi dengan obat anti depresan atau psikoterapi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode tertentu yang dipicu oleh kerusakan saraf.yang di sebabkan ketidakmampunan fisik , ketidakmampuan psikologis ,penyakit-penyakit aktif dan progresif, misalnya kanker, artritis reumatoid atau penyakit Crohn pad
Sifat nyeri kronik yang tidak dapat diprediksi membuat klien menjadi frustasi dan seringkali mengarah pada depresi psikologis. Individu yang mengalami nyeri kronik akan timbul perasaan yan gtidak aman, karena ia tidak pernah tahu apa yang akan dirasakannya dari hari ke hari.
Saran
Apabila seseoarang yang mengalami nyeri kronis di harapkan menghindari hal – hal seperti berikut: Rasa marah , Sikap tubuh yang salah,Si ponsel pintar dan berpikir buruk . karena apabila seseorang terhindar dari hal tersebut maka tidak akan terkenat nyeri .
DAFTAR PUSTAKA
Priharjo, R (1993). Perawatan Nyeri, pemenuhan aktivitas istirahat. Jakarta : EGC hal : 87.
Carpeneto, Lynda juall .1999.Diagnosa keperawatan,e/8 – Jakarta: EGC
Shone, N. (1995). Berhasil Mengatasi Nyeri. Jakarta : Arcan. Hlm : 76-80
Kang kapuk.2012. Asuhan keperawatan: cara menilai nyeri. http://www.kapukonline.com di akses 05 maret 2012
Wahyu,2008. Asuhan Keperawatan Nyeri.http://www.scribd.com di akses jum’at 02 maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar