Rabu, 12 September 2012
makalah infeksi
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman.Praktisiatau teknisi yang memantau untuk mencegah penularan infeksi membantu melindungi klien dan pekerja keperawatan kesehatan dari penyakit.Klien dalam lingkungan keperawatan beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang menurun terhadap mikroorganisme infeksius,meningkatnya pajanan terhadap jumlah dan jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan prosedur invasif dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory,klien dapat terpajan pada mikroorganisme baru atau berbeda,yang beberapa dari mikroorganisme tersebut daaapat saja resisten terhadap banyak antibiotik.Dengan cara mempraktikan teknik pencegahan dan penembalian infeksi perawat dapat menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadap klien.
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi infeksi
2. Mengetahui rantai dan proses infeksi
3. Mengetahui infeksi nosokomial
C. Rumusan Masalah
Mengetahui lebih detail tentang infeksi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit.Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan.Penyakitb akan timbul jika patogen berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal.(Potter & perry .Fundamental Keperawatan.edisi 4.hal : 933 – 942:2005)
Infeksi merupakan infeksi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh,terutama yang menyebabkan cedera sellular lokal akibat kompetisi metabolisme,toksin,replikasi intra selular,atau respon antigen-antibodi(Kamus Saku Kedokteran Dorland,edisi 25.hal :555:1998)
B. Rantai Infeksi
Perkembangan infeksi terjadi dalam siklus yang bergantung pada elemen – elemen berikut :
1. Agen infeksius atau pertumbuhanm patogen
2. Tempat atau sumber pertumbuhan patogen
3. Portal keluar dari tempat tumbuh tersebut
4. Cara penularan
5. Portal masuk pejamu
6. Pejamu yang rentan
SKEMA RANTAI INFEKSI
Agen infeksius
Pejamu Reservoar
Portal masuk Portal keluar
Cara penularan
1. Agen Infeksius
Infeksi terjadi akibat adanya mikroorganisme,termasuk bakteri,virus,jamur dan protozoa.Mikroorganisme di kulit dapat merupakan flora residen atau transien.Organisme residen berkembang biak pada lapisan kulit superfisial,namun 10 – 20% mendiami lapisan epidermal.Organisme transien melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan orang atau objek lain dalam aktifitas atau kehidupan normal.
Kemungkinan bagi mikroorganisme atau parasit untuk menyebabkan penyakit bergantung pada faktor – faktor berikut :
a. Organisme dalam jumlah yang cukup
b. Virulensi atau kemampuan untuk menyebabkan sakit
c. Kemampuan untuk masuk dan hidup dalam pejammu
d. Pejamu yang rentan
Beberapa agen yang dapat menyebabkan infeksi,yaitu :
1) Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat.Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya bakteri patogen.Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia tersebut meniliki toleransi yang rendah terhadap miikrooorganisme.Cintohnya Escherechia coli paling banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih.
Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi secara aparodik maupun endemik.
Contohnya :anaerobik Gram–positif,Clostridium yang menyebabkan gangren
(a) Bakteri Gram-positif : Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru,tulang,jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.
(b) Bakteri Gram-negatif : Enerobacteriacae,contohnya Escherechia coli,Proteus,Klebsiella,Enterobacter.Pseudomonas seringkali ditemukan di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan pasien yang dirawat.Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit.
(c) Serratia marcescens,dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan,paru dan peritoneum.
2) Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus,termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari tranfusi,dialisis,suntikan dan endoskopi.Respiratory syncytial virus (RSV),rotavirus dan enterovirus yang ditularkan dari kon\tak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral.Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik,dan trasfusi darah.Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme lainnya.Infeksi gastrointestinal,infeksi traktus respiratorius,penyakit kulit dan dari darah.Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah cytomegalovirus,Ebola,influenza virus,herpes simplex virus,dan varicella-zoster virus,juga dapat ditularkan.
3) Parasit dan Jamur
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat dengan mudah menular ke orang dewasa maupun anak-anak.Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan immunosupresan,contohnya infeksi dari Candida albicans,Aspergiilus spp,Cryptococcus neformans,Cryptosporidium.
2. Reservoar
Reservoar adalah tempat patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau tidak berkembang biak.Rservoir yang paling umum adalah tubuh manusia.Berbagai mirroorganisme hidup pada kulit dan dalam rongga tubuh,cairan dan keluaran.Untuk berkembang biak dengan cepat mkroorganismer memerlukan lingkungan yang sesuai,termasuk makanan,oksigen,air,suhu yang tepat,pHdan cahaya.
a. Makanan,mikroorganisme memerlukan untuk hidup,seperti Clostridium perfringens,mikroba yang menyebabkan gangren gas,berkembang pada materi organik lain,seperti E.coli mengkonsumsi makanan yang tidak dicerna di usus.Organisme lain mendapat makanan dari karbondioksida dan materi organik seperti tanah.
b. Oksigen,bakteri aerob memerlukan oksigen untuk bertahan hidup dan multiplikasi secukupnya untuk menyebabkan sakit.Contohnya adalah Staphylococcus aureus dan turunan organisme Streptococccus sedangkan bakteri anaerob berkembang biak ketika terdapat atau tidak ada tersedia oksigen bebas.Bakteri ini yang mampu menyebabkan tetanus,gas gangrene dan botulisme.
c. Air,kebanyakan mkroorganisme membutuhkan air atau kelembaban untuik bertahan hidup.Dan ada juga beberapa bakteri yang berubah bentuk,disebut dengan spora,yang resisten terhadap kekeringan.
d. Suhu,mikroorganisme dapat hidup hanya dalam batasan suhu terentu.Namun beberapa dapat hidup dalam temperatur yan g ekstrem yang mungkin fatal bagi manusia.Misalnya virus AIDS,resisten terhadap air mendidih.
e. pH,keasaman suatu lingkungan menentukan kemampuan hidup suatu mikroorganisme.Kebanyakan organisme lebih menyukai lingkungan dalam batasan pH 5-8.
f. Cahaya,mikroorganisme berkembang pesat dalam lingkungan yang gelap seperti di bawah balutan dan dalam rongga tubuh.Sinar ultra violet dapat eektif untuh membunuh beberapa bentuk bakteri.
3. Portal Keluar
Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuktumbuh dan berkembang biak,mereka harus menemukan jalan keluar jika mereka masuk ke pejamu lain dan menyebabkan penyakit.
Mikroorganisme dapat keluar melalui berbagai tempatm,seperti kulit dan membran mukosa,traktus respiratoris,traktus urinarius,traktus gastrointestinal,traktus reproduktif dan darah.
4. Cara Penularan
Ada banyak cara penularan mikroorganisme dari reservoar ke pejamu.Penyakit infeksius tertentu cenderung ditularkan secara lebih umum melalui cara yang spesifik.Namun,mikroorganisme yang sama dapat ditularkan melalui satu rute.Meskipun cara utama penularan mikroorganisme adalah tangan dari pemberi layanan kesehatan,hampir semua objek dalam lingkungan dapat menjadi alat penularan patogen.Semua personel rumah sakit yang memberi asuhan langsuing dan memberi pelayanan diagnostik dan pendukung harus mengikuti praktik untuk meminimalkan penyebaran infeksi.
5. Portal Masuk
Organisme dapat masuk ke dalam tubuh melalui rute yang sama dengan yang digunakan untuk keluar.Misalnya,pada saat jarum yang terkontaminasi mengenai kulit klien,organisme masuk ke dalam tubuh.Setiap obstruksi aliran urine memungkinkan organisme untuk berpindah ke uretra.Kesalahan pemakaian balutan steril pada luka yang terbuka memungkinkan patogen memasuki jaringan yang tidak terlindungi.Faktor- faktor yang menurunkan daya tahabn tubuh memperbesar kesempatan patogen masuk ke dalam tubuh.
6. Hospes Rentan
Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan dan bergantung pada derajat ketahanan individu terhadap patogen,meskipun seseorang secara konstan kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah yang besar,infeksi tidak akan terjadi sampai individu rentan terhadapjumlah mikroorganisme tersebut.Makin banyak virulen suatu mikroorganisme makin besar didapati muncul di lingkungan perawatan akut.
C. Proses Infeksi
Infeksi terjadi secara progresif,berat ringannya penyakit klien tergantung pada tingkat infeksi,patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan pejamu.Didalam proses infeksi memiliki tahapan tertentu yaitu :
1. Periode Inkubasi
Interfal antara masuknya patogen dalam tubuh dan munculnya gejala utama.
2. Tahap Prodomal
Interpal dari awitan tanda gejala non spesifik(malaise,demam ringan,keletihan)sampai gejala yang spesifik selama masa ini,mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan klien mampu menularkan ke orang lain.
3. Tahap Sakit
Interpal saat klien memanifestasikan tanda dan gejala yang lebih spesifik terhadap jenis infeksi.
4. Tahap Pemulihan
Interpal saat munculnya gejala akut infeksi ,lama penyembuhannyatergantung pada beratnya infeksi dan keadaan umum kesehatan klien.
D. Pertahanan Terhadap Infeksi
Tubuh memiliki pertahanan normal terhadap infeksi,yaitu :
1. Flora Normal
Flora normal tubuh dapat melindungi seseorang terhadap beberapa patogen,normalnya tubuh mengandung mikroorganisme yang ada pada lapisan permukaan dan di dalam kulit,saliva,mukosa oral,dan gastrointestinal.
Flora normal dalam usus besar hidup dalam jumlah besar tanpa menyebabkan sakit.Flora normal juga mensekresi substansi antibakteri di dalam usus.
2. Pertahanan Sistem Tubuh
Sejumlah sistem organ tubuh memiliki pertahanan tubuh yang unik terhadap mikroorganisme.Setiap sistem organ memiliki mekanisme pertahanan yang secara fisiologis disesuaikan dengan struktur dan fungsinya.Misalnya paru jalan masuk mikroorganisme dilapisi oleh tonjolan seperti rambut atay silia yang secara ritmis bergerak unruk memindahkan mukus dan organisme yang yang melekat di faring untuk di ekshalasi.
3. Respon Imun
Saat mikroorganisme menginvasi memasuki tubuh,mikroorganisme tersebut diserang pertama kali oleh monosit.Sisa mikroorganisme tersebut kemudian memicu respon imun,materi yang tertinggal (antigen) menyebabkan kerentanan respon yang mengubah susunan biologis tubuh sehingga reaksi untuk paparan berikutnya berbeda dengan reaksi pertama ,respon yang berubah ini dikenal dengan respon imun.
E. Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial disebabkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas keperawatan kesehatan,rumah sakit merupakan satu tempat yang paling mungkin terdapat infeksi karena populasi mikroorganisme yang tinggi dengan jenis virulen yang mungkin resisten terhadap antibiotik.
Jenis infeksi nosokomial yaitu infeksi iantrogenik yang di akibatkan oleh prosedur diagnostik dan terapiutik.Contohnya infeksi traktus urinarius yang terjadi setelah infeksi kateter.
Infeksi nosokomial dapat secara eksogen atau endogen
Infeksi eksogen didapat dari mikroorganisme eksternal terhadap individu,yang bukan merupakan flora normal contohnya adalah organisme salmonella dan klostridiun tetani.
Infeksi endogen dapat terjadi bila sebagian dari flora normal klien berubah dan terjadi pertumbuhan yang berlebihan. Contohnya adalah infeksi yang disebabkan oleh enterococcus,ragi dan streptococccus.
F. PATOFISIOLOGI INFEKSI
1. Infeksi
Penyakit menular ok. Interaksi hospes & mikroba yg tjd secara kebetulan
a. Faktor hospes pd Infeksi
2. Syarat infeksi. organisme menular mampu :
- melekat
- menduduki
- memasuki hospes
- berkembang biak
a. Infeksi. Pd Kulit & Mukosa Orofaring
b. Kulit à pertahanan tubuh
- Kulit utuh punya lapisan keratin/ lap tanduk
Luka pada kulit infeksi
- Dekontaminasi
- Flora normal
3. Pada lapisan Mulut dan faring ~ kulit
a. Saluran Pencernaan- Keasaman lambung àtdk sesuai utk mikroorganisme- Lambung cepat memindahkan isinya ke usus.- Antibodi pada usus halus àbakteri sulit melekat pd mukosa- Flora normal
b. Saluran Pernafasan
Epitel saluran pernafasan:
- Mengeluarkan mukosa
- Mgd silia à mengeluarkan benda asing
- Sawar Pertahanan lain
- Saluran kemih
Epitel berlapis
Desakan utuk mengeluarkan kemih
- Konjungtiva
Mekanis
Lap. Air mata
4. Radang Sebagai Pertahanan
a. Faktor Jasad Renik Pada Infeksi
b. Daya Transmisi
- Pemindahan secara langsung
Misal : batuk, bersin, berciuman
- Secara tidak langsung
mll udara, tanah
Transfusi darah, jarum suntik
mll serangga
Daya invasi
Utk menimbulkan inf, jasad renik hrs mampu bertahan pd hospes
o Kemampuan menimbulkan penyakit
- Eksotoksin yg larut à sirkulasi à perubahan fisiologis
- Bakteri gram (-) mgd endotoksin à ??? à demam
5. Cara Interaksi Hospes & Jasad Renik
a. Komensalisme
Hospes & agen menular tidak saling menyerang
b. Mutualisme
Interaksi tsb menguntungkan keduanya
6. Infeksi Oportunistik
Organisme yg tidak berpengaruh pd individu sehat àlingk. Salah àpenyakit
Contoh:
a. Pd RS à pend. Ggn gizi à inf.
b. Lekemi
c. Kortikosteroid. dll
G. TANDA- TANDA GEJALA INFEKSI
Apa Saja Tanda-tanda dan Gejala Infeksi
Gejala dan Tanda-tanda Infeksi - Luka sangat rentan terhadap infeksi baik dari virus, bakteri maupun jamur. Namun terkadang kita tidak menyadari kapan infeksi mulai terjadi pada luka sehingga setelah infeksi sudah sangat parah kita baru tahu karena menimbulkan masalah kesehatan sehingga kita harus merogoh uang lebih banyak untuk mengobatinya.
Untuk itu kita perlu mengetahui gejala atau tanda-tanda awal dari infeksi yaitu dolor, kalor, rubor, tumor dan fungsio laesa. Wah... apaan tu ? Mari kita bahas satu-satu.
Dolor
Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal [patologis] jadi jangan abaikan rasa nyeri karena mungkin saja itu sesuatu yang berbahaya.
Kalor
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.
Tumor
Tumor dalam kontek gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.
Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.
Fungsio Laesa
Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.
Jika infeksi sudah cukup lama maka akan timbuh nanah [pes]. Nanah terbentuk karena "perang" anatara antibody dengan antigen sehingga timbullah nanah, jika ditenggorokan disebut dahak [batuk berdahak]. Dengan pemeriksaan nanah/dahak ini kita bisa mengetahui jenis antigen yang menyebabkan infeksi. Bagaimana jelaskan apa saja tanda-tanda infeksi - Gejala dan Tanda-tanda Infeksi.
BAB IIII
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Faktor- faktor yang menyebabkan perkembangan infeksi tergantung dari agen yang menginfeksi, respon dan toleransi tubuh, faktor lingkungan, resistensi antibiotika, dan faktor alat.
2. Agen Infeksi yang kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada: karakteristik mikroorganisme, resistensi terhadap zat-zat antibiotika, tingkat virulensi, dan banyaknya materi infeksius. Respon dan toleransi tubuh pasien dipengaruhi oleh: Umur, status imunitas penderita, penyakit yang diderita, obesitas dan malnutrisi, orang yang menggunakan obat-obatan immunosupresan dan steroid, intervensi yang dilakukan pada tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh padatnya kondisi rumah sakit, banyaknya pasien yang keluar masuk, penggabungan kamar pasien yang terkena infeksi dengan pengguna obat-obat immunosupresan, kontaminasi benda, alat, dan materi yang sering digunakan tidak hanya pada satu orang pasien. Resistensi Antibiotika disebabkan karena: Penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dan tidak terkontrol, dosis antibiotika yang tidak optimal, terapi dan pengobatan menggunakan antibiotika yang terlalu singkat, dan kesalahan diagnosa. Faktor alat, dipengaruhi oleh pemakaian infus dan kateter urin lama yang tidak diganti-ganti.
DAFTAR PUSTAKA
Iriyanto, koes .2006. Mikrobiologi. Margahayu Permai Bandung.hal 109-120
Olmsted RN. APIC Infection Control and Applied Epidemiology: Principles and Practice.
St.LouisMosby:1996.
Pohan, HT. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine. Pusat Informasi dan
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta;2004.
Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001.
http://nirwan-anwarcom.blogspot.com/2009/04/patofisiologi-infeksi.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar