Rabu, 12 September 2012
MAKALAH Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium)
MAKALAH Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Penyebabnya tidak diketahui, efek perlindungan terhadap kanker ovarium ditemukan pada wanita yang memiliki banyak anak, wanita yang kehamilan pertamanya terjadi di usia dini dan wanita yang memakai pil KB.
Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang efektif dana mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka insiden kanker ovari melalui upaya preventif, promotof, kuratif dan rehabilitatif.
B. TUJUAN PENULISAN
Mahasiswa mampu untuk memahami definisi, penyebab, gejala, diagnosa , pengobatan dan pencegahan pada pasien dengan kanker ovarium.
BAB II
KANKER OVARIUM
A. DEFINISI
Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. Kanker ovarium bisa menyebar secara langsung ke daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa menyebar ke bagian lain dari panggul dan perut, sedangkan melalui pembuluh darah, kanker bisa menyebar ke hati dan paru-paru.
B. PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui. Efek perlindungan terhadap kanker ovarium ditemukan pada wanita yang memiliki banyak anak, wanita yang kehamilan pertamanya terjadi di usia dini dan wanita yang memakai pil KB. Sedangkan faktor resiko tejadinya kanker ovarium adalah
• Obat kesuburan
• Pernah menderita kanker payudara
• Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium
• Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim (menunjukkan adanya sindroma Lynch II).
Epithel permukaan ovarium
(ovarian surface epithelium)
↓
Inclusien cyst
↓
Tumor jinak
↓
Tumor ovarium boderline
↓
Kanker ovarium
Tiga kemungkinan proses karsinogenesis kanker ovarium (dikutip dari Holly HG, et al)
Kejadian kanker ovarium 90% merupakan kanker yang timbul karena sporadik,10% yang disebabkan faktor herediter.Dari faktor herediter 90-95% merupakan Breas-Ovarium Cancer Syndrome,5-10% berhubungan dengan NHPCC.Dengan demikian faktor genetik merupakan salah satu faktor yang mungkin berperan.Dua sindrom kelainan genetik yang berhubungan dengan kejadian kanker ovarium berdasarkan penelitian mulekuler.
Dua sindrom (Familial Ovarium kanker) yang berhubungan dengan kejadian kanker ovarium :
1. Sindroma kanker payudara-ovarium (The breast-ovarium can-cer syndrome), sindroma ini merupakan kelainan akibat terjadinya mutasi pada gen BRCA 1 (breast cancer antigene) atau BRCA 2. Kedua gen ini merupakan tumor suppersor gene.Pada penelitian epidemiologi resiko penderita kanker ovarium pada populasi hanya sebesar 1.4% akan meningkat menjadi 28-60% bila terjadi mutasi BRCA 1 dan 11-27% pada BRCA2. Mutasi BRCA1 menybabkan kerusakan TSG p53 dan p21 yang berakibat tidak berfungsinya kedua TSG tersebut. 14 Indeks proliferasi sel kanker ovarium kedua BRCA positif lebih tinggi dibandingkan dengan kanker ovarium yang BRCA negatif, keadaan ini memberikan dampak survival yang lebih baik karena respon terhadap pengobatan kemoterapi yang libih tinggi.Mutasi BRCA 1-2 mungkin juga berhubung-an dengan kejadian atau terjadinya kanker tuba fallopi.
2. Sindroma Lynch II disebut juga HNPCC (hereditary non-poliposus colorectal cancer), kelainan genetic ini meliputi kanker kolon, payudara, ovarium, endometrium dan prostate. Kanker timbul setelah proses mutasi pada gen MLH1 atau MHS2 yang berperan pada reparasi gen.
3. Gen yang mengalami kerusakan atau mutasi pada kanker ovarium
C. GEJALA
Gejala awalnya berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah. Ovarium yang membesar pada wanita pasca menopause bisa merupakan pertanda awal dari kanker ovarium. Di dalam perut terkumpul cairan dan perut membesar akibat ovarium yang membesar ataupun karena penimbunan cairan. Pada saat ini penderita mungkin akan merasakan nyeri panggul, anemia dan berat badannya menurun. Kadang kanker ovarium melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebih pada lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut. Gejala lainnya yang mungkin terjadi :
- Panggul terasa berat.
- Perdarahan pervaginam
- Siklus menstruasi abnormal
- Gejala saluran pencernaan (perut kembung, nafsu makan berkurang, mual, munatah, tidak mampu mencerna makanan dalam jumlah seperti biasanya)
- Sering berkemih.
Tambahan tanda-tanda dan gejala bahwa wanita mengidap kanker ovarium antara lain:
a) Mual
b) Sembelit
c) Sering buang air kecil
d) Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
e) Peningkatan ketebalan perut atau pakaian ketat pas di pinggang Anda
f) Sakit saat hubungan seksual (dispareunia)
g) Kekurangan energi
h) Punggung sakit
i) Perubahan menstruasi
D. DIAGNOSA
1.Diagnosis klinik
Diagnosis klinik umumnya berdasarkan pemeriksaan abdomen,pemeriksaan dalam, pemeriksaan ultrasonographi,pemeriksaan petanda ganas (tumor maker),Beberapa pemeriksaan pembantu dapat digunakan untuk mendiagnosa kemungkinan suatu keganasan dari tumor ovarium.selain pemeriksaan USG dapat pula dilakukan pemeiksaan radiologis,antara lain pemeriksaan ST Scan dan pemeriksaan MRI.Pemeriksaan kolon inloop dapat digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya infiltrasi tumot keusus besar.pemeriksaan endoskopi pada rektum dan kolon mempunyai sensitivitas dan spesivitas yang rendah dalam mendeteksi kemungkinan invasi tumor ovarium ke dalam usus.Tumor manker CA 125 yang digunakan untuk mendiagnosa kemungkinan kanker ovarium jenis opithel dengan batas nilai normal <35U/ml didapatkan positif sebesar 97% pada stadium III-IV,53% pada stadium I-II dan 44% pada tumor ovarium borderline.Pemeriksaan sitologi enometrium dapat menemukan sel-sel tumor ovarium ganas,hal ini dimungkinkan karena adanya mekanisme aliran intraperitoneal kerongga atau kavum uteri.
2. Diagnosis histogik
Diagnosis pasti tumor ovarium ganas melalui pembedahan, pembedahan tumor ovarium ganas bertujuan diagnosis, penetapan stadium dan terapi. Pemeriksaan histologi dapat dilakukan pada saat pembedahaan dengan pemeriksaan potong beku. Pemeriksaan potong beku memberi hasil sensitivitas dan spesivitas yang bervariasi, pemeriksaan potong beku sangat dipengaruhi oleh keahlian dari patolog yang memeriksa. Pemeriksaan yang dilakukan oleh patolog yang mempunyai pengalaman akan memberi hasil yang lebih baik. Sensitivitas pemeriksaan potong beku pada tumor ovarium jinak memberi hasil sensivitas yang lebih tinggi yaitu 98% sedangkan pada tumor ovarium ganas lebih rendah yaitu 88,7% sedangkan untuk tumor ovarium boderline lebih rendah yaitu 61%. Diakui bahwa diagnosis tumor ovarium boderline sangat sulit, maka klinikus sebaiiknya berhati – hati dalam melakukan pembedahan terutama pada penderita usia muda atau penderita yang masih menginginkan fungi reproduksi, karena pada keadaan tertentu pembedahan konservatif dapat dilakukan.
Prosedur pembadahan tumor ovarium suspek ganas (european guide – lines of staging of avarian cancer) :
1. Insisi mediana
2. Sitologi caiaran peritoneum atau bilasan rongga peritoneum
3. Eksplorasi rongga peritoneum, biopsy daerang yang mencurigakan.
4. Salpinggooovorektomi (potong beku).
5. Salpinggooovorektomi kontralateral
6. Hiterektomi totalis (histerektomi sub total).
7. Omentektomi infrakolika.
8. Limfadenektomi pelvic kiri – kanan dan para – aorta.
9. Biopsi peritoneum (paravesikal, parakolika kiri kanan, subdiagfraghma, kavum douglas dan daerah perlekatan tumor).
10. Eksisi lesi tumor – tumor metastasis.
Diagnosis pada stadium dini sulit ditegakkan karena kanker baru menimbulkan gejala setelah mencapai stadium lanjut dan gejalanyapun menyerupai beberapa penyakit lainnya. Pada pemeriksaan fisik, lingkar perut bertambah atau ditemukan asites (penimbunan ciaran di dalam rongga abdomen). Pada pemeriksaan panggul diberukan massa ovarium atau massa perut.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan :
a. Pemeriksan darah lengkap
b. Pemeriksaan kimia darah
c. CA125
d. Serum HCG
e. Alfa fetoprotein
f. Analisa air kemih
g. Pemeriksaan saluran pencernaan
h. Laparatomi
i. USG
j. CT scan atau MRI perut.
E. PENYEBARAN KANKER OVARIUM
Kanker ovarium mempunyai pola metastatis secara perkontinuitatum,limfogenik ataupun hemtogenik.Penyebaran secara perkontinuitatum dimungkinkan bila tumor dilakukan pungsi tumor,atau tumor pecah baik saat pembedahan ataupaun pecah sendiri sebelum pembedahan.Tindakan pungsi tumor yang diikuti denagn pencucian rongga peritoneum yang optimal mungkin pada sebagian jenis tumor tidak memperburuk prognosis,tetapi tindakan pungsi akan meningkatkan stadium yang akan memberi indikasi pemberian terapi adjuvant . Tumor yang pecah saat pembedahan seperti halnya dengan pungsi tumor.Tetapi bila pencucian rongga abdomen tidak optimal,meninggalkan residu tomor prognosis yang lebih buruk.Metastasis rongga poritoneum merupakan metastasis yang sering dijumpai, beberapa organ menjadi target penyabaran antara lain omentum organ visera. Diafraghma serta permukaan liver merupakan organ yang kerap terkena proses metastatis. Perluasan cairan peritoneum dengan sel kanker dapat terjadi kedalam pleura, punsi pleura dapat membuktikan adanya sel kanker. Penyebaran lansung pada rongga peritoneum dapat terjadi pada tumor yang kapsulnya utuh, 73% kanker ovarium dijukmpai dengan hasil sel yang positif pada pemeriksaan sitologi rongga peritoneum, hanya sebesar 11% yang tidak di ketemukan infansi tumor pada dinding. Asites dapat terjadi akibat transudasi yang melebihi resobsi cairan peritoneum. Proses absorbsi yang terjadi di saluran limfe subdiafraghma menyebabkan sirkulasi cairang rongga peritoneum berlangsung normal, tetapi bila proses trasudasi dari peirtoneum karena sel tumor maka asites akan terbentuk. Implantasi sel tumor menyebabkan peningkatan luas permukaan, neovaskularisasi yang juga akan meningkatkan transudasi plasma yang mungkin disebabkan karena sumbatan cairan limfe subdiafraghma.
F. CARA PENGOBATAN
a) Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan pengangkatan ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya (saluran indung telur).
b) Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.
c) Setelah pembedahan bisa dilakukan terapi penyinaran dan kemoterapi untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker.
G. PENCEGAHAN
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker ovarium, termasuk:
1. Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS.
2. Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak menurunkan risiko Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
3. Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Anda diikat atau memiliki histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Perempuan yang berada pada risiko yang sangat tinggi mengalami kanker ovarium dapat memilih untuk memiliki indung telur mereka diangkat sebagai cara untuk mencegah penyakit. Operasi ini, dikenal sebagai profilaksis ooforektomi, dianjurkan terutama bagi perempuan yang telah dites positif untuk mutasi gen BRCA atau wanita yang mempunyai sejarah keluarga yang kuat payudara dan kanker ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi genetik yang telah diidentifikasi.
Studi menunjukkan bahwa ooforektomi profilaksis menurunkan risiko kanker ovarium hingga 95 persen, dan mengurangi risiko kanker payudara hingga 50 persen, jika ovarium diangkat sebelum menopause. Profilaksis ooforektomi mengurangi, tetapi tidak sepenuhnya menghilangkan, risiko kanker ovarium. Karena kanker ovarium biasanya berkembang di lapisan tipis rongga perut yang meliputi ovarium, wanita yang pernah diangkat indung telur mereka masih bisa mendapatkan yang serupa, tetapi jarang bentuk kanker yang disebut kanker peritoneal primer.
Selain itu, profilaksis ooforektomi menginduksi menopause dini, yang dengan sendirinya mungkin memiliki dampak negatif pada kesehatan Anda, termasuk peningkatan risiko osteoporosis, penyakit jantung dan kondisi lain. Jika Anda sedang mempertimbangkan setelah prosedur ini dilakukan, pastikan untuk membahas pro dan kontra dengan dokter Anda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. Faktor resiko tejadinya kanker ovarium yaitu obat kesuburan, pernah menderita kanker payudara, riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium, riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim.
B. Saran
Bagi para wanita menyadari tanda – tanda kemungkinan terjadinya kanker ovarium sangat diperlukan, karena lebih baik mencegah dari pada mengobati. Tanda-tanda kanker ovarium yaitu meliputi, perut kembung, nyeri pada panggul atau perut, kesulitan makan atau cepat merasa kenyang, gangguan kemih dan bertambahnya ukuran perut. Jika wanita mengalami beberapa gejala penting di atas setiap hari selama dua sampai tiga minggu, dianjurkan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter. Dan selain itu, diet kaya buah dan sayuran, berolahraga secara teratur, menjaga berat tubuh normal dan mengelola stres adalah salah satu solusi dalam membantu mengurangi risiko kanker ovarium.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Andrijono. SpOG (2004). Kanker Ginekologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
http://medicastore.com/penyakit/1048/Kanker_Indung_Telur.html
Hurteau JA, Williams SJ. Ovarian germ cell tumor. In: Rubin SC, Sutton GP. Ovarian cancer. 2nd edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2001;371-82
Djuana A, Rauf S, Manuaba IBGF. Pengenalan dini kanker ovarium. Makalah ilmiah PIT XII POGI Palembang, 2001
Tambunan GW. Kanker Ovarium. Dalam: Handjoyo M. Diagnosis dan tatalaksana sepuluh jenis kanker terbanyak di Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gabra H, Smith JF. Ovarian cancer an introduction.In: Langdon SP, Miller WR, Berchuck A. Biology of female cancers. New York: CRV Pres, 1997;93-108
Talerman A. Germ cell tumors of the ovary. In: Kurman RJ. Blaustein’s patology of the female genital tract. 4th edition.New York: Springer-Verlag
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar