Minggu, 09 Desember 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GONORE



ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN GONORE


A.    KONSEP DASAR

1.      Pengertian
a)       Gonore adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang pada umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga secara langsung dengan eksudat yang infektif. (Dr. Soedarto, Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia 1990. Hal. 74).
b)       

2.      Etiologi
            Neisseria gonorhea.

3.      Tanda dan Gejala
Masa tunas gonore sangat singkat. Pada pria umumnya berkisar antara 2 – 5 hari, kada-kadang lebih lama. Pada wanita masa tunas sulit ditentukan karena pada umumnya Asimtomatik. Gonore pada laki-laki jarang tanpa gejala, biasanya terjadi disuria dalam berbagai tingkatan. Sedikit rasa gatal / panas sewaktu kencing terdapat pada ujung penis atau bagian distal urethra. Kadang-kadang disuria terasa sangat sakit sekali dan mungkin disertai dengan priapisimus nokturnal atau chordee. Biasanya terjadi kenaikan frekuensi kencing pada permulaan. Sekret uretra pada laki-laki, mulai dengan exudat yang sedikit mucoid atau serosa akan menjadi sangat purulen atau kadang-kadang sedikit mengandung darah. Bibir meatus urinarius menjadi merah bengkak serta menonjol keluar, dan urin gelas pertama pada tes dua gelas menjadi berkabut karena terdapat pus atau menunjukkan adanya pus berlapis-lapis. Dapat ditunjukkan sedikit pembesaran kelenjar limphe inguinalis yang nyeri tekan.
Pada wanita umumnya terdapat rasa sakit pada punggung bagian bawah, bersama-sama keadaan tidak enak badan. Sekret vaginal menyolok disertai pelebaran pembuluh darah orificium urethrae. Kemerahan dan adanya sekret pada meatus urinarius, serta terkenanya tubuli skene. Biasanya vagina berisi sedikit exudat purulen. Pada infeksi akut biasanya servix menunjukkan tanda-tanda peradangan.
4.      Patofisiologi
Neisseria Gonorrhea

Kontak seksual
(Anus, orogenital, genital)

Infeksi mukosa rektum                       Faring                   Urethra, endoserviks
(Saluran anus)                                                                 konjungtiva (neonatus)

Infeksi meivas
♂ (Prostat, vasdeferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis)
 (Kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba falopii, ovarium)

Gonore

Penyebaran gonore secara sistemik melalui darah

Komplikasi
(Sinovitis, artritis, endokarditis, meningitis, dermatitis)

5.      Penatalaksanaan
a)       Farmakoterapi :
-          Untuk gonore urogenital tanpa komplikasi.
1.      Penisilin 4,8 juta unit (IM)
2.      Probenesid 1 gram sebelum pemberian penisilin.
3.      Prbonesid 500 mg sesudah pemberian penisilin (6, 12, 18 jam).
Anti penisilin :
1.      Spektinomisin 2 – 4 gram (IM)
2.      Tetrasiklin 4 x 500 mg (oral) selama 4 hari.
3.      Strep tomisin 1 x 1 gram (IM).
-          Untuk gonore dengan penyebaran yang luas (disseminatoed gonore)
1.      Penisilin 1 x 10 – 20 juta unit (TV) selama 5 hr ≠ demam.
Anti penisilin :
Ø  Eritromisin atau linkomisin 4 x 500 mg (IV)
Ø  Eritromisin atau linkomisin 6 x 500 mg (oral)
b)      HE (Pendidikan kepada px dengan menjelaskan tentang)
1.      Bahaya penyakit menular seksual (PMS) dan komplikasinya.
2.      Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan.
3.      Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan tetapnya.
4.      Hindari hubungan seksual sebelum sembuh, dan memakai kondom jika tak dapat dihindarkan.
5.      Cara-cara menghidnari infeksi PMS di masa datang.

6.      Pemeriksaan Penunjang
a.       Sediaan langsung
b.      Kultur (biakan)
1.      Media transpor (media stuart dan media transgraw).
2.      Media pertumbuhan (Media Thayer-Martin, modifikasi Thayer – Martin dan agar Coklat Mc Leod).
c.       Tes definitif.
1.      Tes Oksidasi
2.      Tes Fermentasi.
d.      Tes beta – laktamase
e.       Tes Thomson.

7.      Komplikasi
Ø  Pada Pria
- Epididimitis                                - Corditis
- Infertitas                                     - Akthritis
Ø  Pada Wanita
-          Kehamilan ektopik
-          Infetitar
-          Salpingitis.






B.     KONSEP KEPERAWATAN

A.   Pengkajian

1.      Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, alamat, Tgl MRS, dll.
2.      Keluhan utama
Biasanya nyeri (saat kencing).
3.      Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan apakah px pernah menderita penyakit berat (sinovitis, artritis).
4.      Riwayat Penyakit Sekarang
P = Tanyakan penyebab terjadinya infeksi ?
Q = Tanyakan bagaimana gambaran rasa nyeri tersebut.
R  = Tanyakan pada daerah mana yang sakit, apakah menjalar …?
S = Kaji skala nyeri untuk dirasakan.
T = Kapan keluhan dirasakan ?
5.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan pada kx apakah ada anggota keluarga px yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita px sekarang.
6.      Pemeriksaan Fisik
a)       Tingkat Kesadaran
Ø  GCS ? 4. 5. 6
Ø  TTV ?
b)      Pengkajian Persistem
Ø  Sistem Integumen
Biasanya terjadi inflamasi jaringan sekitar uretra, genital lesions dan skin rashes.
Ø  Sistem Kardiovaskuler
·         Kaji apakah bunyi jantung normal / mengalami gangguan.
Ø  Sistem Pernafasan
·         Amati pola pernafasan.
·         Auskultasi paru-paru
·         Kaji faring, apakah ada peradangan / otak.
Ø  Sistem Penginderaan
Kaji konjungtiva, apakah ada peradangan / tidak.

Ø  Sistem Pencernaan
·         Kaji mulut dan tenggorokan termasuk toksil.
·         Apakah terdapat diare / tidak.
Ø  Sistem Perkemihan
Biasanya px mengalami disuria dan kadang-kadang ujung uretra disertai darah.
Ø  Sistem Muskuluskeletal
Biasanya px tidak mengalami kesulitan bergerak.
Ø  Anus
Biasanya pasien mengalami inflamasi jaringan akibat infeksi.
7.      Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Ø  Kebutuhan Nutrisi
Kaji intak dan out put nutrisi dan cairan.
(biasanya kebutuhan nutrisi tidak terganggu).
Ø  Kebutuhan Eliminasi
Kaji frekuensi, warna, dan bau urin (isak).
Ø  Kebutuhan Alvi
Kaji warna, konsistensi, dan bau.
Ø  Kebutuhan Aktivitas
Klien dengan GO biasanya aktivitasnya tisak begitu terganggu.
Ø  Kebutuhan Kebersihan diri
-          Kaji berapa kali mandi, gosok gigi, mencuci rambut dan memotong kuku.
-          Klien dengan GO harus selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri.
8.      Pengkajian Psikososial dan Spiritual
Ø  Psikologis  :  Biasanya px merasa gelisah dan distress adanya ketakutan.
Ø  Sosial         : Biasanya px merasa kesepian dan takut di toluk dalam pergaulan.
Ø  Spiritual     : Bagaimana ibadah px selama sakit.





B.   Diagnosa Keperawatan
1.      Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan inflamasi jaringan.
2.      Resiko tinggi terhadap transmisi infeksi yang berhubungan dengan sifat menular dari darah dan ekseri tubuh.
3.      Isolasi sosial berhubungan rasa takut penolakan aktual diri orang lain.

C.    Intervensi dan Rasional

Dx 1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan inflamasi jaringan.
Tanda-tanda :
-          Merintih dan terengah-engah.
-          Gelisah dan memejamkan mata.
-          Tidur satu arah dengan posisi tertentu.
Kriteria Hasil :
-          Setelah dilakukan asuhan keperawatan nyeri berkurang / hilang.
Intervensi
1.      Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi intensitas (skala 1 – 10) frekuensi dan waktu.
Rasional :
Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan tanda-tanda perkembangan komplikasi.
2.      Dorong pengungkapan perasaan
Rasional :
Mengurangi rasa takut dan ansietas sehingga mengurangi persepsi akan intensitas rasa sakit.
3.      Berikan tindakan kenyamanan misal : perubahan posisi tubuh.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi / menurunkan tegangan otot.
4.      Dorong penggunaan teknik relaksasi mis : bimbingn imajinasi, visualisasi latihan nafas dalam.
Rasional :
Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
5.      Kolaborasi dengan tenaga medis dan pemberian analgesik.
Rasional :
Mempercepat proses penyembuhan.
Dx. 2. Resiko tinggi terhadap tranmisi infeksi yang berhubungan sifat menular dari darah dan ekresi tubuh.





Intervensi :
1.      Ajarkan klien untuk menghindari kontak seksual dengan banyak pasnagan.
Rasional :
N. Gonore dapatmenular melalui kontak seksual dan kotak darah.
2.      Buang jarum dan benda tajam pada wadah tahan tembus yang di letakkan pada area penggunaan.
Rasional :
Mencegah tertusuk jarum secara tidak sengaja dengan peralatan yang terkontaminasi.
3.      Anjurkan menggunakan handuk sendiri-sendiri.
Rasional :
Handuk memberi barier dari kontak dengan sekresi dan ekskresi infeksius.

Dx. 3. Isolasi sosial yang berhubungan dengan rasa takut akan penolakan diri.
Tanda-Tanda :
-          Tampak depresi, cemas, atau marah.
-          Ketidak mampuan untuk konsentrasi dan membuat keputusan tak berguna.
Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan dapat mengekspresikan kesedihannya.
Intervensi :
1.      Anjurkan px untuk ikut serta dalamaktivitas yang disukai.
Rasional :
Membantu Pasien menemukan kesenangan dan makna beraktivitas.



2.      Anjurkan pasien untuk kontak dengan orang yang tidak menolaknya.
Rasional :
Memberikan pasien kesempatan untuk membina hubungan saling percaya dan berbagi perasaan.
3.      Luangkan waktu bersama pasien saat hadirnya orang pendukung.
Rasional :
Kehadiran perawat dapat membantu memodalisasi nilai pasien dan memberikan model peran bagi orang lain bagaimana berinteraksi.
4.      Ajarkan px tentang transmisi bakteri.
Rasional :
Mengurangi rasa takut kontak umum dan kebutuhan isolasi.

D.    Implementasi

·         Bimbingan dan pengarahan (counseling dan leaching)
·         Memberikan dorongan sosial dan emotional.
·         Memberikan perawatan diri sendiri (self care).
·         Meningkatkan sikap-sikap seksual yang sehat.

E.     Evaluasi

·         Menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan infeksi sekarang dengan STDS (Multi Partner Seksual ; tidak mempraktekkan safe sex).
·         Menjelaskan mengapa terapi harus dilakukan.
·         Menjelaskan mengapa pasien tidak boleh melakukan aktivitas seksual sementara terjadi infeksi-infeksi STDS.
·         Menjelaskan apa yang dimaksud “ Safe Sex”.











DAFTAR PUSTAKA



1.      Lory, Barban C. 1996. Perawatan Medikal Bedah, Yayasan IAPK Bandung.
2.      Doenges, dkk. 1990. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Ketiga. EGC. Jakarta.
3.      Syaiful Fahmi. 1997. Penyakit Menular Seksual. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
4.      Lachlan, Mc. 1979. Diagnosis dan Penyakit Kelamin. Icmia Kedokteran. Yogayakrta.
5.      Soedarto. Dr, DTMH, PHD. 1990. Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia. Widya Medika. Jakarta.
6.      Jakim. Mi. dkk. 1995. Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar