Senin, 22 Juli 2013

askep Perikarditis Kronis



1.    DEFINISI

Perikarditis Kronis adalah suatu peradangan perikardium yang menyebabkan penimbunanan cairan atau penebalan dan biasanya terjadi secara bertahap serta berlangsung lama. Pada Perikarditis Efusif Kronis, secara perlahan cairan terkumpul di dalam perikardium. Biasanya penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan oleh kanker, tuberkolosis atau penurunan fungsi tiroid. Jika memungkinkan, penyebabnya diobati, jika fungsi jantung normal, dilakukan pendekatan dengan cara menunggu dan melihat perkembangannya.

Perikarditis konstriktif kronis adalah penyakit yang jarang terjadi jika jaringan fibrosa terbentuk disekitar jantung. Jaringan fibrosa cenderung untuk menetap selama bertahun-tahun, menekan jantung dan membuat jantung menjadi kecil. Penekanan jantung akan menyebabkan meningkatnya tekanan didalam vena yang mengangkut darah kejantung karena mengisi jantung diperlukan tekanan yang lbih tinggi. Cairan akan mengalir balik dan kemudian meresap dan terkumpl dibawah kulit, didalam perut dan kadang-kadang dirongga sekitar paru-paru.

Pericarditis adalah proses peradangan yang mencakup lapisan parietal dan viseral dari pericardium dan lapisan terluar dari myocardium. Pericarditis terjadi sebagai proses isolasi atau komplikasi dari penyakit sistemik. Pericarditis dikatakan akut atau kronik ditentukan dari serangannya frekuensinya, terjadinya dan gejala-gejalanya. Pericarditis acut dapat terjadi dalam 2 minggu dan hal tersebut bisa mengganggu sampai 6 minggu, disertai dengan effusion atau tamponade, Pericarditis kronis diikuti oleh pericarditis akut dan gejalanya selambat-lambatnya 6 bulan.

2.    ETIOLOGI

a)    Bakteri, jamur, atau virus.

b)    Radiasi dada dosis besar

c)    Hipersensitifitas atau penyakit autoimmun,SLE, dan reumatoid arthritis.

d)    Faktor idiopatik (paling umum ditemukan)

e)    Neoplasma

f)     Injuri post cardiac, s/ MI, trauma, ataupembedahan

g)    Uremia

3.    ANATOMI FISIOLOGI

anatomi jantungJantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apeks nya (puncak) miring ke sebelah kiri. Jantung berada di dalam thorak, antara kedua paru-paru dan dibelakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri daripada ke kanan. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220-260 gram. Jantung terbagi oleh sebuah septum atau sekat menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan.

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.

Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolism (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru- paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.

Perikardium

Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, di mana lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan yaitu :

a)  Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal arteri dan vena pulmonal).

b)  Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa.

c)  Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar dari otot jantung atau epikardium.

Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya cairan perikardium ini antara 15 – 50 ml, dan tidak boleh kurang atau lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.

4.    PATOFISIOLOGI

Karena dekatnya proximal perikardium dengan beberapa struktur seperti pleura, paru-paru, sternum, diafragma dan miokardium, perikarditis mungkin diakibatkan oleh inflamasi atau proses peradangan / infeksi. Penyebab yang lain yaitu idiophatic, virus dan dapat didiagnosa dengan baik. Adanya agent menyebabkan inflamasi pericardial dan kerjanya meluas sampai terjadi iritasi. Kondisi dibawah normal bila naiknya volume ciaran di atas 50 ml dalam kantong perikardial. Ketika terjadi injury, exudat fibulu, sel darah putih dan endothelial sel dilepaskan untuk menutupi lapisan parietal dan viseral perikardial. Gesekan antara lapisan perikardial menyebabkan iritasi dan inflamasi sekeliling pleura dan jaringan. Exudat fibrin mungkin lokasinya hanya pada satu tempat di jantung atau mengisi ke seluruh tempat. Perikarditis akut dapat menjadi kering atau obstruksi vena-vena jantung dan drainage limpha, menyebabkan rembesan fibrin exudat dan serous cairan di kantong perikardial yang mana dapat menyebabkan terjadinya efusi purulent.

5.    GEJALA

a)    Kelelahan, Kelemahan

b)    Takikardia, Disritmia

c)    Dispneu dengan aktifitas

d)    Nyeri pada dada anterior  diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring.

e)    Demam karena infeksi virus, bakteri, jamur.

Gejala-gejala yang dapat menjadi petunjuk penting bahwa seseorang menderita perikarditis kronis adalah tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner atau penyakit katub jantung.

6.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a)    EKG; dapat menunjukkan  iskemia, hipertropi, blok konduksi, disritmia.

b)    Ekokardiogram; dapat menunjukkan efusi pericardial, hipertropi jantung, disfungsui katup, dilatasi ruang.

c)    Enzim Jantung; CPK mungkin tingggi, tetapi isoenzim MB tak ada.

d)    Angiografi; dapat menunjukan stenosis katup dan regurgutasi dan/atau penurunan gerak dinding.

e)    Sinar X dada; dapat menunjukkan pembesaran jantung, infiltrasi pulmonal.

f)     JDL; dapat menunjukkan proses infeksi akut/kronis.

g)    Kultur darak; dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus, dan jamur penyebab.

h)    LED; umumnya meningkat.

i)      Perikardiosentesis; cairan pericardial dapat diperiksa intik etiologi infeksi, seperti bakteri tuberculosa, infeksi virus atau jamur, SLE, penyakir rheumatoid, keganasan.

 

 

7.    PENGOBATANA/PENATALAKSANAAN

a)    Tirah baring, disertai elevasi bagian kepala tempat tidur untuk perbaiki pernapasan.

b)    Terapi oksigen.

c)    Pembedahan dengan melakukan perikardiosintesis atau drainase untuk mengatasi tamponade.

d)    Drainase cairan pericardium atau pengangkatan pericardium.

e)    Pemberian antibiotik selama empat sampai enam minggu bila terjadi pada perikarditis purulen.

f)     Pemberian kortikosteroid pada pasien dengan gagal jantung atau post perikardioektomi syndrome.

Diuretik (obat yang membuang kelebihan cairan) bisa memperbaiki gejala, tetapi penyembuhan hanya mungkin terjadi jika dilakukan pembedahan untuk mengangkat perikardium. Pembedahan memiliki resiko kematian sebesar 5-15 %, karena itu pembedahan hanya dilakukan jika penyakit ini telah sangat menganggu aktvitas penderita sehari-hari.

 




 

 

B.  KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1.    PENGKAJIAN

a)    Aktivitas/istirahat

Gejala      : kelelahan, kelemahan.

Tanda       : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas.

b)    Sirkulasi

Gejala      : riwayat demam reumatik, penyakit jantung congenital, infark myokard, bedah jantung.

Tanda       : takikardia, disritmia, friction rub pericardia, murmur aortic, irama gallop (S3/S4). Hemoragi splinter, lesi jeneway.

c)    Eliminasi

Gejala      : riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal, penurunan frekuensi jumlah urine.

Tanda       : urine pekat gelap.

d)    Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala      : nyeri pada dada anterior, diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring. Hilang dengan duduk, bersandar kedepan.

Tanda       : perilaku distraksi ; gelisah.

e)    Pernapasan

Gejala      : napas pendek.

Tanda       : dispnea, batuk ispirasi mengi, takipnea, krekel, ronki, pernapasan dangkal.

f)     Keamanan

Gejala      : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur. Penurunan sistem imun ; program terapi imunosupresi.

Tanda       : demam.

2.    PENYIMPANGAN KDM



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.    DIAGNOSA KEPERAWATAN

a)    Nyeri berhubungan dengan inflamasi pericardium.

b)    Cardiac output menurun berhubungan dengan Penebalan jaringan pericardial dan akumulasi cairan dalam pericardium.

c)    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung.

4.    RENCANA KEPERAWATAN

a)    Nyeri berhubungan dengan inflamasi pericardium.

Intervensi

Rasional

1. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau pernurun. Perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan; berbaring dengan diam/gelisah, tegangan otot, menangis.

2. Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan; perubahan posisi, dukungan emosional.

3. Berikan aktivitas hiburan yang tepat.

1.  Nyeri pericarditis secara khas terletak sublateral dan dapat menyebar ke leher dan punggung. Pada nyeri ini menjadi memburuk pada pada inspirasi dalam, gerakan atau berbaring, dan hilang dengan duduk tegak/membungkuk.

2.  Tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.

3.  Mengarahkan kembali perrhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu.

4. Berikan obat-obatan sesuai indikasi;

Agen nonsteroid : indometasin (indocin); ASA (aspirin)

Antiripetik : ASA/asetaminofen (Tylenol)

5.  Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi.

 

Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respon inflamasi.

Untuk menurunkan demam dan meningkatkan kenyamanan.

5. Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk ambilan untuk menurunkan beban kerja jantung dan menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan iskemik.

b)    Cardiac output menurun berhubungan dengan Penebalan jaringan pericardial dan akumulasi cairan dalam pericardium.

Intervensi

Rasional

1.   Pantau frekuensi irama jantung.

1.  Takikardia dan disritmia dapat erjadi saat jantung berupaya untuk meningkatkan curahnya berespon pada demam, hipoksia, dan asisdosis karena iskemik.

2.   Auskultasi bunyi jantung.

2.  Memberikan deteksi dini terjadinya komplikasi.

3.   Dorong tirah baring dalam posisi semi-fowler.

3.  Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung.

4.   Selidiki nadi cepat, hipotensi, penyempitan tekanan nadi, perubahan tonus jantung, penurunan tingkat kesadaran.

4.  Menifestasi klinik dari tamponade jantung yang dapat terjadi pada pericarditis bila akumulasi cairan dalam kantung pericardia membatasi pengisian dan curah jantung.

5.   Berikan obat-obatan sesuai indikasi ; digitalis, diuretic.

Antibiotic/antimicrobial intravena.

5.  Diberikan untuk mengatasi pathogen yang teridentifikasi, yang mencegah keterlibatan/kerusakan jantung lebih lanjut.

6.   Bantu dalan perikardiosintetis darurat.

6.  Prosedur dapat dilakukan ditempat tidur untuk menurunkan tekanan cairan disekitar jantung, yang dapat dengan cepat memperbaiki curah jantung.

7.   Siapkan pembedahan untuk pasien, bila diindikasikan.

7.  Perikardektomi munghkin diperlukan karena akumulasi cairan pericardial berulang atau jaringan parut dan kontriksi fungsi jantung.

c)    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung.

Intervensi

Rasional

1.  Kaji TTV

1.  Sebagai acuan untuk tindakan lebih lanjut.

2.  Kaji respon pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya dan perubahan dalam keluhan kelemahan, keletihan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.

2.  Penurunan pengisian dan curah jantung dapat menyebabkan pengumpulan cairan dalam kantung pericardial.

3.  Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi.

3.  Meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut dari perikarditis. Demam meningkatkan kebutuhan dan konsumsi oksigen, karena meningkatnya beban kerja jantung dan menurunkan toleransi aktivitas.

4.  Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respon tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.

4.  Saat inflamasi/kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas yang diinginkan, kecuali adanya komplikasi.

5.  Berikan oksigen suplemen.

5.  Peningkatan ketersediaan oksigen untuk ambilan myokard untuk mengimbangi peningkatan konsumsi oksigen yang terjadi dengan aktivitas.

5.    EVALUASI

a)    Nyeri hilang atau terkontrol.

b)    Mencapai tingkat aktivitas yang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan perawatan mandiri.

c)    Infeksi teratasi/terkontrol ; tak ada demam.

d)    Stabilitas hemodinamik dipertahankan ; bebas gejala gagal jantung.

e)    Perubahan gaya hidup dilakukan untuk mencegah kekambuhan.

 

 





DAFTAR PUSTAKA
Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perancanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler ; Alih Bahasa, I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin Asih. – Ed. 3. –Jakarta : EGC, 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar